Tag: Kenaikan Harga BBM

  • Penumpang Kapal Ekspres Bahari 88 Kolut Keluhkan Kenaikan Harga Tiket

    Penumpang Kapal Ekspres Bahari 88 Kolut Keluhkan Kenaikan Harga Tiket

    KOLAKA UTARA, SULTRAGO.ID – Harga Tiket Kapal Cepat Ekspres Bahari 88 yang selama ini melayani rute penyebrangan penumpang dari pelabuhan Tobaku, Kecamatan Katoi, Kolaka Utara (Kolut) menuju pelabuhan Bansalae Siwa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) naik hingga 32 persen.

    Perwakilan PT Belibis Putra Kolaka Utara, Arman Abidin menjelaskan, kenaikan tarif penumpang merupakan imbas kenaikan harga BBM subsidi jenis solar yang dinanggap sangat memberatkan biaya operasional perusahaan.

    “Armada kami menggunakan BBM subsidi bukan industri, dengan naiknya harga BBM subsidi maka secara signifikan mempengaruhi biaya operasional perusahaan,” katanya Selasa (6/9/2022).

    Disebutkan,kenaikan harga Tiket untuk kelas ekonomi dan VIP yang mencapai 32 persen itu berlaku sejak 5 September 2022.

    “Harga tiket saat ini Rp150 ribu dari harga awal Rp115 ribu untuk kelas VIP, sementara kelas ekonomi naik dari harga Rp95 ribu menjadi Rp130 ribu per penumpang,” sebut Arman.

    Pihaknya mengaku, kenaikan harga tiket ini tidak sepenuhnya dapat menutupi biaya operasional kapal setiap harinya.

    “Biaya operasional bisa tertutupi kalau dalam setiap harinya kami mendapat penumpang 240 orang atau 120 penumpang satu kali jalan. Sementara penumpang yang kami dapat terkadang hanya sekitar 85 orang perhari,” bebernya.

    Kenaikan tarif kapal penyeberangan ini mendapat keluhan dari para penumpang karena dianggap memberatkan.

    Seperti yang diungkapkan salah satu penumpang tujuan Kabupaten Wajo, Usman menilai, harga tiket yang ditetapkan terlalu tinggi.

    “Kalau bisa Rp 110 ribu saja, kalau harga sekarang itu sangat memberatkan kita kasian,” keluhnya.

    Sementara itu, seorang penumpang lainnya, Basri menilai wajar jika kenaikan tersebut merupakan imbas dari kenaikan harga BBM.

    “Mau diapa pak, karena BBM juga naik, tapi kalau bisa harga tiket diturunkan sedikit,” harapnya.

    Untuk diktehui, kenikan tarif penumpang juga terjadi di beberapa pelabuhan penyenerangan di Sultra. Menanggapi hal ini,

    Kepala Dinas Kadis Perhubungan (Kadishub) Sultra Muhammad Rajulan mengimbau agar pengusaha kapal tidak menetapkan harga tiket sepihak. Dalam aturannya, harus bermohon kepada pemerintah provinsi lewat Dinas Perhubungan.

    “Semestinya untuk melakukan kenaikan tarif sewa kapal, harus mengajukan penaikan harga tarif tersebut kepada Pemerintah Provinsi. Jangan asal menaikkan harga tarif sendiri, tetapi harus dirampungkan bersama,” tegasnya.

  • Sikapi Kenaikan BBM, Pengamat Ekonomi Ingatkan Masyarakat Sultra Jadi Konsumen Cerdas

    Sikapi Kenaikan BBM, Pengamat Ekonomi Ingatkan Masyarakat Sultra Jadi Konsumen Cerdas

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Pemerintah telah resmi menetapkan harga baru BBM jenis solar naik menjadi Rp 6.800 per liter, pertalite naik menjadi Rp 10.000/liter, dan pertamax naik jadi Rp 14.500/liter.

    Pengamat Ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr. Syamsir Nur menilai, kenaikan harga BBM sangat berdampak pada perekonomian di daerah, khususnya pada kemampuan daya beli masyarakat serta memicu terjadinya kanaikan harga-harga barang secara umum (inflasi).

    Menyikapi hal itu, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Kendari ini mengingatkan agar masyarakat Sultra menjadi konsumen yang cedas dalam mengalokasikan pengeluaran.

    “Alokasi pengeluaran kita sebisa mungkin diarahkan pada aspek yang dianggap sebagai kebutuhan primer dan dianggap prioritas,” kata Syamsir saat menjadi narasumber di salah satu stasiun televisi lokal di Sultra, Senin (5/9).

    Ia mengatakan, pandemi Covid-19 sebelumnya telah mengajarkan masyarakat untuk beralih dari pola konsumsi konvensional menjadi pola konsumsi digital. Hal ini perlu dikuatkan kembali oleh pemerintah daerah serta masyarakat untuk mengurangi dampak kenaikan harga BBM saat ini.

    “Walau pun kendala-kendala yang kita rasakan pada aspek literasi dan infrastruktur digital yang belum merata di semua daerah, tapi ini perlu kita tingkatkan. Sebab melalui platform digital, itu cenderung memberikan ruang yang lebih mudah dan lebih murah bagi kita dalam mengkonsumsi barang,” jelasnya.

    Selanjutnya untuk mampu mengendalikan inflasi, Syamsir menyarankan, Pemerintah Daerah harus mengurangi pasokan komoditas dari daerah lain dan mengoptimalkan komoditas di daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    “Kalau rantai distribusi mahal akibat biaya transportasi dan logistik, ini kan bisa dilakukan oleh masing-masing kabupaten kota untuk mendorong beberapa komoditas yang bisa menjadi barang subtitusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga inflasi yang terjadi bisa dikendalikan,” jelas Syamsir.

    “Kalau ketergantungan kita terhadap daerah lain berkurang, secara otomatis harga-harga dapat kita kendalikan, dan kebutuban konsumsi masyarakat kita bisa penuhi,” pungkasnya.

  • Korda BEM Nusantara Sultra Soroti Kenaikan Harga BBM

    Korda BEM Nusantara Sultra Soroti Kenaikan Harga BBM

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Koodinator Dareah (Korda) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Akhyar meminta Pemerintah segera menstabilkan harga BBM jenis Pertamax (Gesoline Ron 92). Pasalnya, kanaikan BBM yang terjadi dinilai sangat berdampak pada masyarakat.

    Ia mengatakan, kenaikan harga Pertamax bisa berdampak pada kelangkaan BBM jenis Pertalite. Jika itu terjadi, masyarakat akan beralih ke Pertamax sehingga dapat mengakibatkan antrian di SPBU.

    Selain itu, lanjut Akhyar, akan berdampak pula pada penghasilan masyarakat. Sehingga, dikawatirkan harga barang yang lain pun akan ikut naik, termasuk ongkos penumpang angkutan umum.

    “Harga Pertamax agar dikembalikan lagi seperti biasa. Jika alasan pendanaan, Pemerintah harus memangkas anggaran belanja para elit politik yang tidak penting kemudian dipakai untuk menstabilkan harga Pertamax tersebut,” pungkasnya.

    Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga BBM jenis Pertamax dari Rp9.000 – Rp9.500 per liter menjadi Rp12.500 – Rp13.000 per liter, Jumat (1/4).

    Sedangkan BBM Subsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83 persen, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp7.650 per liter (Pertalite) dan Rp5.150 per liter (Solar Subsidi).