Sikapi Kenaikan BBM, Pengamat Ekonomi Ingatkan Masyarakat Sultra Jadi Konsumen Cerdas

Dr. Syamsir Nur SE MSi.

KENDARI, SULTRAGO.ID – Pemerintah telah resmi menetapkan harga baru BBM jenis solar naik menjadi Rp 6.800 per liter, pertalite naik menjadi Rp 10.000/liter, dan pertamax naik jadi Rp 14.500/liter.

Pengamat Ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr. Syamsir Nur menilai, kenaikan harga BBM sangat berdampak pada perekonomian di daerah, khususnya pada kemampuan daya beli masyarakat serta memicu terjadinya kanaikan harga-harga barang secara umum (inflasi).

Bacaan Lainnya

Menyikapi hal itu, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Kendari ini mengingatkan agar masyarakat Sultra menjadi konsumen yang cedas dalam mengalokasikan pengeluaran.

“Alokasi pengeluaran kita sebisa mungkin diarahkan pada aspek yang dianggap sebagai kebutuhan primer dan dianggap prioritas,” kata Syamsir saat menjadi narasumber di salah satu stasiun televisi lokal di Sultra, Senin (5/9).

Ia mengatakan, pandemi Covid-19 sebelumnya telah mengajarkan masyarakat untuk beralih dari pola konsumsi konvensional menjadi pola konsumsi digital. Hal ini perlu dikuatkan kembali oleh pemerintah daerah serta masyarakat untuk mengurangi dampak kenaikan harga BBM saat ini.

“Walau pun kendala-kendala yang kita rasakan pada aspek literasi dan infrastruktur digital yang belum merata di semua daerah, tapi ini perlu kita tingkatkan. Sebab melalui platform digital, itu cenderung memberikan ruang yang lebih mudah dan lebih murah bagi kita dalam mengkonsumsi barang,” jelasnya.

Selanjutnya untuk mampu mengendalikan inflasi, Syamsir menyarankan, Pemerintah Daerah harus mengurangi pasokan komoditas dari daerah lain dan mengoptimalkan komoditas di daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Kalau rantai distribusi mahal akibat biaya transportasi dan logistik, ini kan bisa dilakukan oleh masing-masing kabupaten kota untuk mendorong beberapa komoditas yang bisa menjadi barang subtitusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga inflasi yang terjadi bisa dikendalikan,” jelas Syamsir.

“Kalau ketergantungan kita terhadap daerah lain berkurang, secara otomatis harga-harga dapat kita kendalikan, dan kebutuban konsumsi masyarakat kita bisa penuhi,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *