KENDARI, SULTRAGO.ID – Koodinator Dareah (Korda) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Akhyar meminta Pemerintah segera menstabilkan harga BBM jenis Pertamax (Gesoline Ron 92). Pasalnya, kanaikan BBM yang terjadi dinilai sangat berdampak pada masyarakat.
Ia mengatakan, kenaikan harga Pertamax bisa berdampak pada kelangkaan BBM jenis Pertalite. Jika itu terjadi, masyarakat akan beralih ke Pertamax sehingga dapat mengakibatkan antrian di SPBU.
Selain itu, lanjut Akhyar, akan berdampak pula pada penghasilan masyarakat. Sehingga, dikawatirkan harga barang yang lain pun akan ikut naik, termasuk ongkos penumpang angkutan umum.
“Harga Pertamax agar dikembalikan lagi seperti biasa. Jika alasan pendanaan, Pemerintah harus memangkas anggaran belanja para elit politik yang tidak penting kemudian dipakai untuk menstabilkan harga Pertamax tersebut,” pungkasnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga BBM jenis Pertamax dari Rp9.000 – Rp9.500 per liter menjadi Rp12.500 – Rp13.000 per liter, Jumat (1/4).
Sedangkan BBM Subsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83 persen, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp7.650 per liter (Pertalite) dan Rp5.150 per liter (Solar Subsidi).