Blog

  • Seperti Ini Kondisi Perayaan HUT RI di Kecamatan Wawonii Selatan

    Seperti Ini Kondisi Perayaan HUT RI di Kecamatan Wawonii Selatan

    KONKEP, SULTRAGO.ID – Pada Perayaan HUT RI ke-77 ini, setiap daerah di Indonesia baik tingkat kabupaten dan kota, kecamatan, hingga di tingkat kelurahan dan desa merayakannya dengan menggelar berbagai kegiatan perlombaan.

    Namun di Kecamatan Wawonii Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), peringatan hari kemerdekaan hanya dirayakan dengan melaksanakan upacara.

    Upacara yang diikuti oleh seluruh pemerintah kelurahan dan desa serta siswa se Kecamatan Wawomii Selatan ini pun dilaksanakan dengan sederhana. Yaitu hanya melibatkan sebanyak sembilan personil pasukan pengibar bendera (Paskibra), sedangkan Camat Hamza bertindak sebagai Inspektur Upacara dan Sertu Darson sebagai Komandan Upacara.

    Selain itu, kegiatan perayaan hari kemerdekaan lainnya tidak diadakan di Kecamatan Wawonii Selatan karena kondisi jalan di lima desa belum memadai.

    “Akibat jalan yang belum memadai untuk lima desa di Kecamatan Wawonii Selatan untuk mendatangkan personilnya, sehingga kepala desa dan pemerintah kecamatan menyepakati untuk tahun ini tidak melakukan kegiatan,” ungkap Camat Wawonii Selatan Hamza, Rabu (17/8).

    Ia berharap, HUT RI kedepannya dapat terlaksana dengan baik, dan apa yang tidak tercapai tahun ini dapat terlaksana.

  • PT GKP Laksanakan Upacara Peringatan HUT RI Bersama Masyarakat

    PT GKP Laksanakan Upacara Peringatan HUT RI Bersama Masyarakat

    KONKEP, SULTRAGO.ID – PT Gema Kreasi Perdana (GKP) melaksanakan upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 di kantor PT GKP, site Wawonii, Roko-Roko Raya, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Rabu (17/8). Upacara diikuti seluruh karyawan, kontraktor, serta masyarakat sekitar.

    Head of Site PT GKP Basri Kambatu yang bertindak sebagai Pemimpin Upacara, kembali menegaskan tentang semangat para pejuang terdahulu dalam merebut kemerdekaan. Yakni, bagaimana bangsa ini bisa mandiri dan sejahtera dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki Indonesia, melalui tangan anak-anak bangsa ini.

    “Penjajah dulu datang ke negeri ini, mengambil sumberdaya alam yang ada di sini untuk kepentingan bangsa mereka. Para pejuang menyadari hal ini, bahwa sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, harusnya dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran bangsa Indonesia. Karena itulah, mereka berjuang dengan segenap upaya,hingga mengorbankan nyawa, agar bangsa asing tidak lagi menjajah dan mengambil kekayaan alam Indonesia,” ujar Basri.

    Sebagai perusahaan nasional, kata Basri, GKP terus menekankan kepada seluruh karyawan untuk tetap mengenang jasa dan semangat juang para pahlawan terdahulu dengan terus merawat kebhinekaan, bekerja keras, berdedikasi, dan melakukan kegiatan-kegiatan positif yang berdampak baik bagi diri sendiri dan masyarakat.

    “Nilai dan semangat perjuangan (mereka) yang harus terus dijaga, dengan terus meningkatkan kualitas diri sehingga bisa berkompetisi ditengah kemajuan teknologi dan industri,” ibaunya.

    Basri menegaskan, kehadiran GKP di Pulau Wawonii sejalan dengan semangat slogan HUT RI ke-77, yakni membantu mempercepat pemulihan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan berbagai manfaat berlipat lainnya.

    “Kita ingin, Pulau Wawonii dengan kekayaan alamnya, bisa sejajar dan bahkan lebih dari pulau-pulau lainnya di Indonesia,” harapnya.

    “Sebagai perusahaan tambang, nilai dan semangat perjuangan para pahlawan dimanifestasikan dengan melakukan kegiatan pertambangan yang baik dan benar (good mining practice), mematuhi segala ketentuan regulasi di bidang pertambangan, sehingga usaha pertambangan yang dijalani, bisa memberi manfaat bagi masyarakat dan negara,” pungkasnya.

    Dalam perayaan HUT RI tahun ini, selain upacara kemerdekaan, juga diisi dengan berbagai kegiatan dan perlombaan seperti perlombaan E-sport (Mobile Legend), catur, serta berbagai perlombaan yang seringkali diselenggarakan di masyarakat semisal balap kelereng, gendong bola dan juga lomba makan kerupuk.

    Berbagai perlombaan dalam rangka menyemarakan HUT Kemerdekaan RI itu, diikuti seluruh karyawan dari berbagai departemen dan juga kontraktor.
    Meski sempat diguyur hujan sedari pagi, upacara HUT Kemerdekaan tetap hidmat dilaksanakan, perlombaan pun tetap semarak dilakukan.***

  • Hasilkan Berbagai Inovasi saat KKN di Wakatobi, Mahasiswa IAIN Kendari Bawa Pulang Beasiswa 2 Miliar untuk Kampusnya

    Hasilkan Berbagai Inovasi saat KKN di Wakatobi, Mahasiswa IAIN Kendari Bawa Pulang Beasiswa 2 Miliar untuk Kampusnya

    WAKATOBI, SULTRAGO.ID – Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk kegiatan pengalaman ilmu, teknologi, dan seni oleh mahasiswa kepada masyarakat. Hal dilaksanakan sebagai implementasi salah satu dari tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.

    Berbagai kegiatan saat KKN yang umumnya dilakukan mahasiswa yaitu mengajar siswa dan sosialisasi media pembelajaran, penyuluhan kesehatan, ekonomi dan lingkungan, serta menggelar berbagai even keilmuan, keagamaan, serta olahraga.

    Namun ada hal menarik yang dilakukan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari saat melaksanakan KKN di Kabupaten Wakatobi pada 4 Juli-18 Agustus 2022. Tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban untuk memperoleh gelar Sarjana (S1), namun mereka menghasilkan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi ekonomi masyarakat.

    Mahasiswa IAIN telah berinovasi menciptakan puluhan produk usaha mikro dan kecil berbasis potensi lokal dan telah dipasarkan di Wakatobi dan menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat.

    Beberapa produk yang dihasilkan yakni pengelolaan limbah sabut kelapa menjadi pot bunga, pengolahan pelepah pisang menjadi keripik, minuman herbal (virgin coconut oil), dan permen dari air kelapa.

    Selain itu mahasiswa juga menciptakan minuman bubuk jahe penambah imunitas, pengolahan kacang kenari menjadi permen susu dan beberapa produk lainnya yang diolah dengan cara sederhana dan mudah diadopsi oleh masyarakat.

    Produk yang dinilai paling inovatif dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber pendapatan masyarakat, akan diberikan bantuan dana pengembangan produk melalui program pengabdian masyarakat.

    “Baik pembimbing maupun peserta sudah dibekali dengan pendampingan implementasi metode ABCD (Asset Based Community Development), oleh karena itu mereka langsung mengimplementasikan metode tersebut diawali dengan memetakan potensi lokal yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk dikelola menjadi sumber-sumber ekonomi bagi masyarakat setempat,” ungkap Abdul Gaffar, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat IAIN Kendari, Senin (15/8).

    Inovasi yang diciptakan mahasiswa IAIN Kendari pun mendapat apresiasi dari Bupati Wakatobi Herliana karena mahasiswa dinilai mampu membawa misi pengembangan potensi berbasis lokal.

    “Ini sangat kami hargai karena membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Inovasi yang patut diacungi jempol,” ucap Herliana.

    Bentuk apresiasinya, Bupati Wakatobi memberikan beasiswa sebesar Rp 2 miliar kepada mahasiswa IAIN Kendari yang berprestasi. Pemberian beasiswa ini secara resmi telah tertuang dalam Nota Kesepahaman IAIN Kendari dan Pemerintah Kabupaten Wakatobi yang ditandatangani oleh Bupati dan Rektor IAIN Kendari Prof. Faizsah Binti Awad.

    “Mereka benar-benar telah menunjukkan perannya sebagai agent of change di tengah masyarakat. Saya berharap program seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari program prioritas IAIN Kendari,” tutur Heliana.

    Rektor IAIN Kendari Prof. Faizah menilai, apresiasi dari Bupati Wakatobi menunjukkan suatu keberhasilan bagi IAIN Kendari dalam merancang program pengabdian, sebab manfaatnya dapat dirasakan secara langsung dan berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.

    “Ini membuktikan bahwa kita tidak saja hanya sekedar menggugurkan kewajiban sebagai penyelenggara pendidikan tinggi, tetapi juga sudah memberikan kontribusi secara langsung di tengah masyarakat. Kita akan jadikan ini sebagai vitamin penambah semangat untuk berkarya lebih baik lagi,” tuturnya.

  • Pemkab Kolaka Gelar Lomba Renang Tingkat Pelajar Jelang Hari Kemerdekaan

    Pemkab Kolaka Gelar Lomba Renang Tingkat Pelajar Jelang Hari Kemerdekaan

    KOLAKA, SULTRAGO.ID – Jelang Hari Kemerdekaan RI 77 Tahun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka menggelar lomba renang tingkat pelajar se kabupaten, Minggu (14/8).

    Lomba diikiti sebanyak 60 peserta yang merupakan siswa tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat se Kabupaten Kolaka.

    “Event ini tidak hanya mendorong perkembangan olahraga renang, namun juga dapat menggali potensi demi kemajuan daerah,” ujar Bupati Kolaka Ahmad Safei.

    Bupati berharap, cabang olahraga lainnya juga dapat berinovasi dalam meningkatkan kemampuan para atlet.

    “Alhamdulillah dapat terlaksana dengan baik dan semoga berjalan seperti apa yang telah kami semua harapkan,” harapnya.

  • Cerita Pilu Seorang Ibu di Pulau Wawonii Berjuang Arungi Lautan Untuk Melahirkan

    Cerita Pilu Seorang Ibu di Pulau Wawonii Berjuang Arungi Lautan Untuk Melahirkan

    KONKEP, SULTRAGO.ID – Hidup mati seorang ibu hanyalah untuk anaknya. Betapa tidak, selama 9 bulan 10 hari, seorang ibu rela mengandung dan membawa anaknya kemanapun dia pergi.

    Saat tidur, memasak, mencuci, mandi, hingga bekerja, tanpa pamrih seorang ibu membawa Sang Buah Hati yang sedang ada di dalam perutnya. Perjuangan seorang ibu pun akan semakin berat menjelang kelahiran.

    Kisah ini tercermin salah satunya melalui perjuangan Ibu Salwia, seorang warga Desa Bahaba, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara.

    Pada 24 Juli 2022, tibalah hari di mana perjuangan hidup dan mati terlintas di depan matanya untuk bisa melahirkan Sang Buah Hati. Namun, muncul permasalahan karena telah lewat beberapa jam, Sang Buah Hati belum juga menunjukkan proses kelahirannya, sedangkan Sang Ibu sudah tidak bisa menahan rasa sakit dan sesak nafas.

    Pihak Puskesmas Roko-Roko Raya yang menanganinya menyatakan sudah tidak mampu lagi merawat karena keterbatasan alat dan fasilitas pendukung.

    Pada akhirnya, mereka merujuk Ibu Salwia ke rumah sakit yang berada di Kota Kendari. Keputusan inilah yang mengharuskan Ibu Salwia dan keluarganya harus menyeberangi lautan demi menyelamatkan Sang Buah Hati.

    Permasalahan dan kecemasan kedua muncul. Perjalanan menuju Kota Kendari jika menggunakan transportasi konvensional seperti kapal kayu, akan memakan waktu 4-6 jam (tergantung kondisi ombak laut) untuk tiba di Kota Kendari.

    Sementara, Sang Ibu berlomba dengan waktu. Kondisi Ibu dan jabang bayi akan semakin memburuk, sehingga tidak bisa bergerak lebih jauh.

    Keluarga Ibu Salwia berupaya keras mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Di tengah tangisan dan kepanikan keluarga, Sang Suami Ibu Salwia, Pak Rizka mencoba menghubungi perusahaan tambang nikel yang kebetulan beroperasi di Pulau Wawonii, PT Gema Kreasi Perdana (GKP) untuk meminta bantuan penggunaan speed boat agar Sang Istri bisa diantar ke Kota Kendari dalam waktu yang lebih singkat.

    Gayung bersambut, PT GKP langsung turun menjemput Ibu Salwia di kediamannya. Keluarga, masyarakat, dan PT GKP turut bergotong royong untuk membawa Ibu Salwia ke dalam mobil menuju speed boat di pelabuhan milik PT GKP.

    Tuas mesin dinyakan dan perjalanan penuh doa dari Pulau Wawonii menuju Kota Kendari dilakukan. Perjalanan menggunakan speed boat memakan waktu 1 setengah jam saja, dan setibanya di Kota Kendari, Ibu Salwia dan keluarga langsung diantar ke Rumah Sakit Abunawas Kota Kendari.

    Sesampainya di rumah sakit, dokter dan perawat pun langsung tanggap menanganinya dengan memberikan fasilitas terbaik. Selang beberapa jam, tangisan Sang Buah Hati memecah malam yang penuh keheningan dan kecemasan keluarga yang saat itu turut hadir mendampingi proses persalinan Ibu Salwia.

    Putra dari Ibu Salwia lahir dengan sehat. Begitu pun dengan kondisi Ibu Salwia yang juga berangsur membaik. Tangis, haru, dan air mata bahagia tidak bisa ditahan dari ujung mata Ibu Salwia, Pak Rizka, dan keluarganya.

    “Kami dari keluarga mengucapkan syukur kepada Allah SWT dan berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang betul-betul peka dan peduli terhadap kami. Berkat kalian, istri saya melahirkan dengan selamat. Sekali lagi saya ucapakan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang sudah membantu dan mendoakan kami,” ucap Pak Rizka malam itu.***

  • FEB UHO dan Unair MoU dalam Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi

    FEB UHO dan Unair MoU dalam Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo (UHO) dan Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Airlangga (Unair) jalin kerja sama dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

    Kerjasama tersebut ditandai dengan dilaksanakannya penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua fakultas dari Perguruan Tinggi Negeri tersebut di Aula Gedung Studio Mini Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHO, Rabu (10/8).

    Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair, Prof. Dian Agustia menjelaskan, kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas civitas akademika baik dosen maupun mahasiswa UHO dan Unair.

    Melalui kerjasama ini, UHO dan Unair akan berkolaborasi dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik kegiatan di bidang pendidikan, penelitian, maupun kegiatan pengabdian masyarakat.

    “Tri Dharma Perguruan Tinggi ini memang menjadi dasar mengapa kita melakuka kerjasama ini, dan target kita adalah bagimana berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya antara Universitas Halu Oleo dan Universitas Airlangga,” terang Prof. Dian Agustia.

    Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHO, Prof. Arifuddin Mas’ud menambahkan, kerjasama ini juga mencakup kolaborasi dalam implementasi program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), kegiatan riset dan publikasi jurnal, serta menjadi narasumber dalam kegiatan seminar di masing-masing Perguruan Tinggi.

    “Jadi kolaborasi ini untuk meningkatkan kualitas civitas akademika baik dosen maupun mahasiswa,” tuturnya.

  • Sosialsasi IPPKH DI Konkep, Dishut Sultra Ancam Pidanakan Pengguna Kawasan Hutan Tanpa Izin

    Sosialsasi IPPKH DI Konkep, Dishut Sultra Ancam Pidanakan Pengguna Kawasan Hutan Tanpa Izin

    KONKEP, SULTRAGO.ID – Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) gelar sosialisasi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) kepada masyarakat di Desa Sukarela Jaya dan Desa Sinalu Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Kamis (4/8).

    Pejabat Lingkup Dishub Sultra, Alimuddin menjelaskan, sosialisasi ini terkait penerapan UU nomor 41 tahun 1999 Jo UU nomor 19 tahun 2004 tentang Kehutanan Jo UU nomor 18 tahun 2013, tentang Pemberantasan Pencegahan Perusakan Hutan. Dalam beleid tersebut dimaktubkan, siapa saja yang melakukan kegiatan di wilayah kehutanan yang bukan peruntukkannya, maka diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak tujuh miliar.

    “Menurut ketentuan dalam undang-undang tersebut, tidak hanya yang melakukan kegiatan perambahan hutan yang bukan peruntukkannya yang akan dikenakan sanksi, tetapi yang juga membeli hasilnya, yang melindungi aktivitas kegiatan perambahan hutan, semuanya akan dikenakan sanksi,” terang Alimuddin.

    Kemudian, bagi masyarakat yang melakukan kegiatan di kawasan hutan lebih dari dua puluh tahun, akan mendapatkan sertifikat melalui program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA). Sementara yang mengolah kawasan hutan kurang dari 20 tahun, sambung Alimuddin, bisa mengajukan perhutanan sosial melalui pemerintah setempat.

    “Hanya saja, untuk perhutanan sosial, tidak bisa dilakukan perorangan, tetapi harus melalui kelompok. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan,” jelasnya.

    Selanjutnya, untuk institusi seperti Pemerintah Daerah ataupun Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD) atau lembaga swasta yang akan melakukan kegiatan di kawasan hutan, harus mengajukan IPPKH.

    Ia menjelaskan, untuk memperoleh IPPKH, maka ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh istitusi atau lembaga tersebut. Misalnya, harus membayar PNBP setiap tahun, membayar PSDH-DR (Provisi Sumber Daya Hutan-Dana Reboisasi), dan ada juga yang harus menyetor dana jaminan reklamasi.

    Bagi institusi atau perusahaan yang telah mendapatkan IPPKH, akan menjadi perpanjangan tangan atau mewakili pemerintah (Dinas Kehutanan-red) mengelola kawasan hutan di dalam wilayah IPPKH tersebut.

    “Dan aktivitas mereka ini tidak boleh dihalangi. Jika ada yang menghalangi aktivitas di wilayah IPPKH, maka akan dikenakan pidana,” kata Alimuddin.

    Karenanya, lanjut dia, Dinas Kehutanan pada dasarnya melarang semua aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutan dengan alasan apapun, kecuali melalui prosedur yang dipersyaratkan dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dan masyarakat diminta untuk menghormati aturan hukum yang berlaku.

    Kenudian terkait kegiatan pertambangan yang dilakukan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) di kawasan hutan di Wawonii Tenggara, Alimuddin yang didampingi dua rekannya itu mengatakan bahwa PT GKP telah memiliki IPPKH dan juga rutin membayar PNBP setiap tahun, serta membayar PSDH-DR sebelum melakukan penebangan kayu.

    Melalui sosialisasi ini, ia berharap masyarakat paham dan tidak lagi melakukan kegiatan di wilayah kawasan hutan, karena kalau itu tetap dilakukan, maka dianggap telah melakukan penyerobotan kawasan dan akan dikenakan pidana.

    “Kita juga tidak mau masyarakat melakukan pelanggaran hukum karena ketidaktahuan mereka. Kita berharap, dengan sosialisasi ini mereka paham dan jika mereka mau melakukan kegiatan apapun di kawasan hutan, berkebun dan sebagainya, bisa melalui pemerintah setempat, desa atau kecamatan,” pungkas dia lagi.

    Sementara itu, Camat Wawonii Tenggara Iskandar menilai, sosialisasi ini penting agar masyarakat bisa mengetahui hak dan tanggungjawab, serta ketentuan-ketentuan lain yang terkait pemanfaatan kawasan hutan.

    Sementara itu, Kepala Desa Sukarela Jaya, Samaga menyampaikan, dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat dapat memahami ketentuan terkait merambah kawasan hutan.

    “Melalui sosialisasi ini, setidaknya masyarakat dan juga kami sebagai pemerintah desa, sudah mendapatkan gambaran apa yang harus kami lakukan ketika akan melakukan kegiatan di wilayah kawasan hutan,” tuturnya.

  • FKPT Sultra Ajak Perempuan TOP Viralkan Perdamaian dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme

    FKPT Sultra Ajak Perempuan TOP Viralkan Perdamaian dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme

    KENDARI,SULTRAGO.ID – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara mengajak perempuan menjadi perempuan teladan, optimis, dan produktif (TOP) viralkan perdamaian dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.

    Ajakan ini disampaikan FKPT Sultra melalui workshop Perempuan TOP Viralkan Perdamaian dengan tema Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme yang digelar di Hotel Wonua Monapa, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Kamis (4/8).

    Kegiatan ini melibatkan organisasi masyarakat perempuan tokoh perempuan di Sultra. FKPT Sultra juga menghadirkan pengajar dan peneliti Program Vokasi Universitas Indonesia (UI) Mila Viendyasari, serta akademisi dari Universitas Halu Oleo (UHO) Amir Mahmud dan Sartiah Yusran.

    Mewakili Kepala BNPT, Kasubag TU Inspektorat BNPT Amir Mahmud saat memberi sambutan mengatakan, terorisme merupakan kejahatan sangat luar biasa dan tindak pidana yang melanggar hak asasi manusia. Aksi inu dinilai dapat menimbulkan korban jiwa, kerusakan harta-benda, dan merusak stabilitas tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

    “Sehingga itu terorisme ini menjadi ancaman dalam perubahan modern saat ini, yang tidak memandang suku, ras, agama, dan golongan. Olehnya itu perlu keterlibatan semua pihak dalam penanganannya, termasuk perempuan,” ujarnya.

    Disebutnya, berdasarkan hasil survey BNPT tahun 2020, aktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi aksi radikalisme secara terus menerus adalah disimilasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal, dan pola pendidikan keluarga pada anak.

    Amir menjelaskan, perempuan memiliki peran yang sangat vital dan strategis dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan bermasyarakat secara umum. Sehingga perannya dalam membentengi keluarga dan masyarakat dalam segala bentuk upaya penyebaran dan ajakan kelompok radikal dan terorisme, sangat penting.

    “Dalam lingkungan keluarga, peran perempuan bisa menjadi magnet diskusi kepada suami maupun anak-anak berbagai hal, dan bisa menjadi filter awal atau pendeteksi awal dari setiap kejanggalan dalam keluarga masing-masing,” terangnya.

    Selain itu, sambung Amir, peran perempuan dalam pencegahan radikalisme dan terorisme bisa dilakukan melalui pendidikan kepada anak maupun di lingkungan sekitarnya, dengan cara mengenalkan barang-barang, pertemanan, hingga pada ajaran agama yang dianut.

    “Posisi perempuan sebagai ibu secara emosional lebih memiliki kedekatan terhadap anak, karena disitulah kunci penanaman karakter dan jati diri anak banyak bertumpu pada orang tua,” jelasnya.

    Senada, Ketua FKPT Sultra Andi Intang Dulung menilai, terorisme saat ini masih menjadi ancaman nyata dan yang luar biasa bagi keutuhan negara kesatuan republik indonesia (NKRI). Karena itu, pihaknya menghadirkan berbagai Ormas tokoh perempuan dan perempuan peserta lainnya sejumlah 100 orang untuk menyatukan pemahaman mencegah radikalisme dan terorisme.

    Peran perempuan atau ibu dalam mencegah penyebaran radikal dan terorisme sangat penting. Karena perempuan sangat dekat dengan anak, suami, keluarga atau lingkungan rumah tangga lainnya, yang dapat dilakukan melalui pendidikan, simpati, dan pemahaman-pemahaman positif tentang bahaya radikalisme,” jelasnya.

    Ia mengungkapkan, saat ini perempuan juga bukan hanya bersifat simpati terhadap pemahaman radikal dan terorisme, tapi perempuan juga sudah ada yang menjadi pelaku terorisme. Fenomenanya, sudah ada perempuan yang terlibat dalam bom bunuh diri.

    Olehnya itu, Andi Intang berharap, melalui kegiatan ini perempuan bisa menjadi kunci dan benteng bagi anak-anak dan keluarga dalam mencegah masuknya paham-paham radikalisme yang kini mulai menyasar anak usia dini, generasi muda, dengan menanamkan nilai-nilai pancasila, keagamaan, serta kearifan lokal.

    “Mari kita bersama-sama mengedepankan kewaspadaan dan membentengi diri dari pengaruh radikalisme dan terorisme, karena penanganan terorisme ini tidak bisa hanya diserahkan kepada pihak kepolisian tetapi butuh sinergitas kepada semua pihak, termasuk Ormas-ormas tokoh perempuan sebagai garda terdepan dalam keluarga,” tuturnya.

  • UMKM Binaan GKP Siap Pasarkan Produk Mete dan Kripik Kelapa Khas Konkep

    UMKM Binaan GKP Siap Pasarkan Produk Mete dan Kripik Kelapa Khas Konkep

    KONKEP, SULTRAGO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) kunjungi rumah produksi UMKM binaan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) untuk memastikan kesesuaian produk dengan ketentuan dalam proses penerbitan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), Rabu (3/8).

    Produk rumahan tersebut terdiri dari olahan kelapa dan mete. Olahan mete diproduksi menjadi beberapa varian seperti rasa original, gula aren, coklat, bawang, gula putih dan pedas manis. Sementara kelapa diolah menjadi keripik dengan varian rasa susu, gula aren dan coklat.

    Kabid Bina Pelayanan Kesehatan dan SDK Dinkes Konkep, Jumarwan mengatakan, pemeriksaan produk UMKM Binaan PT GKP dilakukan juga bertujuan untuk kepentingan proses penerbitan izin PIRT.

    Ia menjelaskan, setelah pengajuan SPP-IRT oleh UMKM, selanjutnya adalah memasukan kelengkapan data di OSS serta mengunggah data produk. Jika sudah dilakukan maka selanjutnya SPP-IRT diterbitkan.

    “Selama kelengkapan data dan proses mengunggah data produk dilakukan dengan benar dan sesuai ketentuan, SPP-IRT akan keluar hanya dalam waktu satu hari,” jelas Jumarwan.

    Menurutnya, yang perlu dilakukan kedepan adalah menjaga kualitas produk dan menyebarluaskan pemasaran, baik melalui pameran maupun penjualan di outlet dan promosi di media sosial.

    “Kalau proses produksi pangan olahan di Mohawi dan Samaturu, sudah sesuai dengan ketentuan dan layak untuk dipasarkan,” katanya.

    Sementara itu, Staff Yankes dan SDK Dinkes Konkep, Mulkiya Zikri menjelaskan, dalam proses pengawasan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui atau dilakukan oleh UMKM.

    Diawali mengikuti penyuluhan keamanan pangan danselanjutnya pemenuhan persyaratan produksi pangan yang baik untuk industri rumah tangga (CPPB-IRT)atau higiene, sanitasi dan dokumentasi.

    “Tahapan terakhir yakni harus memenuhi ketentuan label dan iklan pangan olahan. Namun karena PIRT sudah keluar, sambil menunggu tahapan terakhir, produk UMKM Samaturu dan Mohawi, sudah bisa dijual secara luas kepada masyarakat,” jelasnya.

  • ISEI Kendari Gelar Rakor Penyusunan Program Kerja

    ISEI Kendari Gelar Rakor Penyusunan Program Kerja

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Kendari periode 2022-2025 melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) penyusunan program kerja di salah satu hotel di Kota Kendari, Selasa (2/8).

    Pada Rakor yang digelar, Ketua ISEI Kendari Syamsir Nur memaparkan, sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), ISEI memiliki beberapa tujuan yang kemudian akan diterjemahkan ke dalam bentuk program kerja.

    Pertama, ISEI menjadi wadah pengembangan pemikiran dan kegiatan-kegiatan akademik. Hal ini kemudian akan diimplementasikan sebagai bentuk kontribusi dalam pengembangan perekonomian daerah.

    Selanjutnya, ISEI menjadi bagian dalam merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi yang bersifat solutif, rasional, dan konkrit khsusnya kepada pemerintah daerah, dunia usaha dan industri.

    “Oleh karena itu, rancangan program kerja yang kita susun diharapkan mampu memberikan solusi baik kepada pemerintah daerah, dunia usaha, serta industri, untuk bagaimana memajukan perekonomian kita,” ujar Samsir.

    Selain itu, ISEI juga berperan dalam mengembangkan profesionalisme dunia usaha. Disebutnya, dari 12 bidang di struktur kepengurusan, setiap bidang diupayakan memiliki program strategis mendorong pengembangan dunia usaha.

    “Kemudian bekerjasama dengan mitra-mitra stragtis juga menjadi tujuan ISEI, dinataranya Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Pengusaha, serta media massa,” sebut Samsir.

    Ia menambahkan, selain program-program inisiasi, ISEI juga memiliki beberapa program kolaborasi bersama KPw BI Sultra dan Pemerintah Kota Kendari dalam mendorog perekonomian di daerah.

    “Terakhir, pesan dari pengurus pusat, pengurus ISEI di daerah dapat memberikan tambahan pemikiran bagi Pemerintah Daerah dalam menjaga ketahanan ekonomi,” pungkasnya.