Tag: UHO

  • PT GKP Kenalkan Praktik Pengelolaan Lingungan Pertambangan Kepada Mahasiswa UHO

    PT GKP Kenalkan Praktik Pengelolaan Lingungan Pertambangan Kepada Mahasiswa UHO

    KENDARI, SULTRAGO.ID – PT Gema Kreasi Perdana (GKP) nerikan materi terkait pengelolaan lingkungan area pertambangan pada kuliah tamu yang digelar di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Kamis (16/3).

    Kuliah tamu ini merupakan implementasi dari program Goes to Campus yang rutin dilaksanakan oleh anak perusahaan Harita Group yang beroperasi di Kabupaten Konawe Kepulauan tersebut.

    Sejumlah 100 mahasiswa FITK UHO berpartisipasi aktif mengikuti materi kuliah tamu yang dibawakan langsung oleh Manager PT GKP Alexander Lieman.

    Alexander Lieman menjelaskan, kuliah tamu ini merupakan wujud dari komitmen PT GKP untuk mendukung program pendidikan pemerintah melalui Kampus Merdeka. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh mahasiswa terkait dengan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

    Kuliah Tamu PT GKP di FITK UHO.

    “Kesempatan ini juga akan memberikan wawasan jika pengelolaan lingkungan di area pertambangan dilakukan sesuai dengan aturan atau regulasi pemerintah, maka semua aspek akan berjalan selaras. Sudah banyak bukti perusahaan yang menjalankan program lingkungan dengan baik dan mendapatkan program penghargaan dari KLHK atau yang kita biasa kenal dengan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER),” kata Alenxander.

    Superintendent Environment PT GKP, Sutanto menambahkan, melalui kegiatan ini, pihaknya dapat memberikan pembelajaran secara mendetail terkait pengelolaan lingkungan. Selain itu, mahasiswa juga akan lebih memahami alur proses pengelolaan lingkungan pertambangan, mulai dari pengelolaan Air limbah tambang, reklamasi, revegetasi, nursery, forestry, hydorologi, biodiversity, udara, limbah B3 dan compliance terkait kewajiban pelaporan dari seluruh aktifitas kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan di pertambangan.

    Kuliah tamu ini sekaligus menjadi ruang diskusi untuk mengklarifikasi isu terkai kelengkapan perijinan lingkungan perusahaan seperti IPPKH, AMDAL, dan tanggung jawab pembayaran PSDH-DR yang dipastikan telah lengkap dan rutin dilaksanakan oleh PT GKP.

    “Selain itu, kesempatan ini akan memberikan pemahaman lebih ke para mahasiswa tentang sejauh mana perusahaan berkomitmen untuk menjalankan program tersebut dan bisa membantu menjawab kepada lapisan masyarakat yang masih kurang yakin dengan adanya kegiatan penambangan yang berwawasan lingkungan (green mining),” jelas Sutanto.

    Di temoat yang sama, Wakil Dekan Bidang Akademik FITK UHO, Deniyatno mengatakan, kuliah tamu oleh PT GKP itu merupakan yang kedua kalinya digelar di UHO. Kegiatan tersebut dinilai sangat positif, bermanfaat untuk memberikan pengetahuan terhadap mahasiswa yang konsentrasi pendidikannya di sektor lingkungan.

    Disebutnya, FITK UHO memiliki lima Program Studi, diantaranya Program Studi Teknik Pertambangan, Teknik Geologi, Teknik Geofisika, Geografi, dan Oceanografi. Ia menilai, materi yang diberikan oleh narasumber terkait best practice pengelolaan lingkungan yang telah diterapkan PT GKP sangat sesuai untuk memperkaya pemahaman mahasiswa dari masing-masing Program Studi.

    “Tentu saja kami berharap kerja sama positif ini dapat berjalan secara berkelanjutan, dengan program-program menarik lainnya, seperti praktisi mengajar contohnya. Sehingga, pemahaman mahasiswa dan para akademisi disini juga akan semakin bertambah dan komprehensif,” harapnya.

  • PT GKP dan FITK UHO Selenggarakan Kuliah Tamu tentang Hilirasi Nikel untuk Nilai Tambah

    PT GKP dan FITK UHO Selenggarakan Kuliah Tamu tentang Hilirasi Nikel untuk Nilai Tambah

    KENDARI, SULTRAGO.ID – PT Gema Kreasi Perdana (GKP) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menggelar kuliah tamu tentang Hilirisasi Nikel Untuk Nilai Tambah di kampus UHO, Jumat (2/9).

    Kuliah Tamu ini menghadirkan tiga orang pemateri diantaranya Dr. Ing Zulfiadi Zulhan (Kepala Laboratorium Pirometalurgi ITB), Dr. Ir. Muhammad Hanafi (Ketua Badan Kejuruan Teknik Metalurgi Persatuan Insinyur Indonesia (PII), dan Indi Aulia Rahman (Senior Strategic Communication PT GKP).

    Kegiatan ini dilaksanakan agar seluruh civitas akademika UHO mampu memiliki pemahaman komprehensif tentang urgensi dari visi besar Indonesia, khususnya dalam mendorong hilirisasi tambang nikel. Serta, mampu menjadi duta untuk mensosialisasikan besarnya peran nikel dalam proses peningkatan nilai sosial dan ekonomi nasional.

    “Saat ini, Indonesia mampu meningkatkan produksi nikel dari 100 ribu ton menjadi 1 juta ton hanya dalam kurun waktu 6 tahun. Signifikansi angka tersebut perlu menjadi catatan. Kita perlu fokus untuk mengembangkan potensi nikel Indonesia, terutama di daerah Sulawesi, Maluku, dan Papua,” ujar Zulfiadi.

    Sementara itu, Dr. Ir. Muhammad Hanafi dalam materi yang dibawakan menjelaskan, masih banyak yang belum paham terkait hilirasasi pertambangan. Sehingga perlu intens dilakukan edukasi terhadap masyarakat.

    “Walaupun ada istilah jika pertambangan adalah peradaban, permasalahan hilirisasi tambang masih saja dipicu dari ketidaktahuan mengenai teknik pertambangan dan metalurgi. Ini yg perlu kita semua minimalisir melalui edukasi berkelanjutan,” kata Hanafi.

    “Tantangan hilirisasi ke depan muncul dari kompleksitas pembangunan pabrik dan net zero emission. Kondisi ini membutuhkan komitmen kuat dan harmonisasi multi disiplin ilmu. Disinilah peran besar para ahli metalurgi dan pertambangan dibutuhkan sebagai duta besar industri nikel. Mereka adalah human capital untuk menghadapi serangkaian tantangan hilirisasi tambang,” tambahnya.

    Senior Strategic Communication PT GKP, Indi Aulia Rahman berharap kolaborasi dalam kegiatan seperti ini dapat terus berjalan untuk memberikan pengetahuan dan edukasi terkait pertambangan.

    “Kolaborasi berkelanjutan dengan institusi pendidikan menjadi salah satu misi penting kami. Dalam hal ini, UHO dan PT GKP berkomitmen untuk membuka seluas-luasnya ruang diskusi dan edukasi bagi mahasiswa, khususnya berkaitan dengan industri nikel dan pertambangan. Kami berharap kuliah tamu ini bisa memberikan perspektif baru bagi kita semua,” ucap Indi.

    Kegiatan kolaborasi yang digelar oleh PT GKP ini mendapat apresiasi dari pihak Kampus UHO. Hal ini diungkapkan oleh perwakilan Kampus UHO, Erwin.

    “Kami dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian UHO, khususnya jurusan teknik pertambangan berterima kasih kepada PT. GKP yg telah menghadirkan para narasumber yg kompeten terkait hilirisasi nikel. Ditambah lagi kegiatan kuliah tamu ini akan berkesinambungan dengan narasumber dari PT. GKP. Harapannya kegiatan ini dapat memberi manfaat, khususnya bagi mahasiswa pertambangan,” ungkap Erwin.

  • HME UHO Tuan Rumah Rakerwil FKHMEI Wilayah XVI Ke-3

    HME UHO Tuan Rumah Rakerwil FKHMEI Wilayah XVI Ke-3

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) Universitas Halu Oleo (UHO) menjadi tuan rumah dalam kegiatan rapat kerja wilayah (Rakerwil) Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Elektro Indonesia (FKHMEI) Wilayah XVI ketiga pada 10 Agustus 2022 mendatang.

    Wakil Ketua Umum HME Program Pendidikan Vokasi UHO, Muhajirin menyebutkan, Rakerwil yang akan dilaksanakan dirangkaikan dengan beberapa kegiatan, diantaranya seminar, expo, kunjungan industri, pengabdian serta acara malam puncak.

    Selain itu, akan digelar pula berbagai lomba seperti lomba teknologi tepat guna, lomba robot line follower, serta lomba instalasi listrik.

    “Untuk kegiatan ini tentunya akan dilaksanakan di kampus UHO pada tanggal 10 Agustus 2022 sekaligus memperingati hari Kebangkitan Teknologi Nasional,” ungkapnya, Rabu (8/6).

    Untuk diketahui, kampus yang tergabung dalam FKHMEI Wilayah XVI meliputi seluruhh kampus yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Gorontalo.

  • HME PPV UHO Periode 2021/2022 Resmi Dilantik

    HME PPV UHO Periode 2021/2022 Resmi Dilantik

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Elektronika (HME) Program Pendidikan Vokasi (PPV) Universitas Halu Oleo (UHO) periode 2021-2022 resmi dilantik, Sabtu (12/03).

    Ketua Umum HME PPV UHO J.A Malta dan wakilnya Muhajirin Desi yang terpilih melalui Rapat Umum Anggota (RUA) pada 27 Desember 2021 itu dilantik langsung oleh Kaprodi Teknik Elektor PPV UHO Sahabudin Hay.

    “Ada beberapa tantangan yang dihadapi panitia pada saat mengawal kegiatan sehingga pelantikan ketua dan wakil ketua himpunan baru selesai saat ini,” ungkap Malta usai dilantik.

    “Sudah menjadi orientasi kami baik dalam menciptakan kader, yang dimana dalam RUA itu memperkenalkan baik dari segi dinamika forum, proses dalam menjalankan kegiatan musyawarah kemahasiswaan, serta melatih mental dan cara berpikir kritis dari seorang kader HME PPV UHO,” pungkasnya.

  • HMJ Ilmu Lingkungan UHO Gelar Aksi Pungut Sampah di Konda

    HMJ Ilmu Lingkungan UHO Gelar Aksi Pungut Sampah di Konda

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar aksi pungut sampah di Kelurahan Konda, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Selasa (1/3).

    Kegiatan yang berlangsung selama empat hari itu dilakukan dalam rangka Kemah Bakti Lingkungan (KLB) VIII HMJ Ilmu Lingkungan UHO. Selain aksi pungut sampah, juga dilakukan kegiatan penanaman pohon.

    Foto bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo (UHO) saat Kemah Bakti Lingkungan (KBL). FOTO: Hendrawan

    Ketua Panitia, Ijal menjelaskan, KBL merupakan program tahunan HMJ Ilmu lingkungan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO.

    “Ini adalah upaya bentuk representasi mahasiswa ilmu lingkungan untuk melahirkan kader-kader Kemah Bakti Lingkungan VIII yang berjiwa kepemimpinan dan menanamkan jiwa loyalitas serta mengimplementasikan sikap enviromentalis,” Jelasnya,Sabtu (05/04).

    Ia berharap, kegiatan ini dapat mengedukasikan dan mensosialisasikan kepada masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap sampah untuk kelestarian lingkungan.

    “Ini akan menjadi budaya masyarakat Konda dalam kehidupan sehari-hari, mulai belajar dari memilah sampah di rumah, mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai, sehingga lingkungan kita khususnya Kelurahan Konda bebas sampah,” tutur Ijal.

  • Mahasiswa Fakultas Teknik UHO Juara I Lomba ENDesign Autodesk Competition Tingkat Nasional

    Mahasiswa Fakultas Teknik UHO Juara I Lomba ENDesign Autodesk Competition Tingkat Nasional

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo (UHO), Samidun berhasil meraih juara I di ajang ENDesign Autodesk Competition Tingkat Nasional yang digelar di Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang digelar pada 20 Januari-22 Februari 2022 lalu.

    Mahasiswa asal Kota Bau-bau itu berhasil menyabet juara dengan membuat desain alat pencacah nilam untuk memenuhi kebutuhan industri nilam.

    “Saya mendapat referensi dari teman-teman atau dari masyarakat sekitar juga bahwa kebanyakan masyarakat itu, utamanya di Sulawesi Tenggara ini, mereka ketika mencacah nilam masih manual. Itu alasan mengapa saya membuat desain alat mencacah nilam agar bisa diaplikasikan oleh masyarakat maupun industri,” jelas Samidun kepada awak media ini, Rabu (23/2).

    Kendati telah mengharumkan nama kampus di tingkat nasional, Samidun mengaku belum mendapatkan apresiasi baik dari pihak program studi maupun universitas.

    “Mendapatkan rewards supaya bisa memotivasi teman-teman yang lain untuk mengembangkan kreatifitasnya, ikut lomba-lomba, dan bisa mengimplementasikan keilmuannya,” tuturnya.

    Untuk diketahui, seluruh proses penyelenggaraan ENDesign Autodesk Competition dilakukan via online. Mulai dari pendaftaran, Workshop, Tekhnical Metting, hingga pengumuman hasil lomba. Pada perlombaan tersebut, juara kedua diraih Universitas Dian Nuswantoro Semarang, dan juara ketiga diraih Universitas Muria Kuddus.

  • Investigasi Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelian Online di Kota Kendari (Jurnal Penelitian)

    Investigasi Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelian Online di Kota Kendari (Jurnal Penelitian)

    Oleh;

    Isalman, SE., M.M
    Farhan Ramadhani I, SE.,M.Si
    Ilyas, SE.,M.Si
    Sahdarullah. SE., M.Si

    Pesatnya perkembangan internet telah mengubah pola proses pembelian konsumen secara global, pola pembelian tersebut telah beralih dari offline menjadi online (Tariq, Bashir, & Shad, 2014); (Ariff, Sylvester, Zakuan, Ismail, & Ali, 2014). Kondisi ini menjadikan semua unit usaha untuk tanggap terhadap potensi besar mode belanja online.

    Setiap unit usaha dituntut untuk mengintegrasikan diri pada inovasi teknologi berbasis platform sebagai media pertukaran produk dan komunikasi layanan secara online (Singh & Rana, 2018); (Makhitha & Ngobeni, 2021). Perkembangan internet tersebut juga, menjadi penunjang untuk dapat membatasi interaksi fisik di musim pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini. Sehingga telah di proyeksikan menjadi salah satu sebab peningkatan jumlah unit usaha e-commerce.

    Data Badan Pusat Statistik menujukkan bahwa tahun 2019 sebanyak 16.277 usaha, meningkat pada tahun 2020 sebanyak 17.063 (BPS, 2020). Penambahan jumlah tersebut dapat memicu pilihan penawaran yang beragam yang dapat berimplikasi pada peningkatan tensi persaingan (Tanadi, Samadi, & Gharleghi, 2015); (Tandon, Kiran, & Sah, 2018).

    Apalagi saat ini telah ada beberapa usaha yang mendominasi di mode usaha seperti ini, diantaranya adalah Tokopedia dengan traffic share 32,04 persen, Shopee dengan traffic share 29,78, Bukalapak dengan traffic share 8,23, Lazada dengan traffic share 7,11, Blibli dengan traffic share 4,22.

    Motif pembelian secara online sangat kompleks. Meskipun perusahaan berusaha sebaik mungkin untuk memuaskan konsumen online mereka, namun sejumlah konsumen enggan untuk membeli secara online karena kekhawatiran mereka tentang privasi dan keamanan transaksi online mereka (Makhitha & Ngobeni, 2021).

    Membeli secara online masih dianggap lebih berisiko dibandingkan berbelanja di toko secara ofline (Orubu, 2016); (Arora & Sahney, 2018); (Hsieh & Tsao, 2014). Untuk itu, menjadi penting untuk dilakukan investigasi faktor pendukung dan penghambat pembelian secara online. Hasil dari investigasi ini akan menjadi informasi penting bagi peneliti dan pemasar (Iglesias-Pradas et al., 2013) dalam mempertahankan pelanggan yang sudah ada, juga mengubah pelanggan potensial menjadi pelanggan aktif (Singh & Rana, 2018).

    Penelitian ini bertujuan; (1) Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendorong pembelian online di kota Kendari, (2) Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penghambat pembelian online di kota Kendari. Penelitian ini akan dilaksanakan di kota kendari dengan populasi penelitian seluruh konsumen online dari setiap unit usaha e-commerce di Kota Kendari.

    Pengumpulan data dilakukan di kota kendari mulai bulan Juli hingga September, dengan jumlah sampel representative merujuk pada jumlah indikator dikali 5 sampai 10 (Hair, Hult, Ringle, & Sarstedt, 2017). Sehingga jumlah responden penelitian ini adalah 34 indikator x 6 = 204 responden. Data yang dibutuhkan adalah data primer yang diperoleh langsung dari hasil kuesioner.

    Untuk menyelesaikan dan menyajikan informasi yang dapat menjawab rumusan masalah penelitian. Maka, teknik analisis data penelitian ini menggunakan metode Analisis Regresi Linear Berganda. Data dioleh menggunakan SPSS untuk mengetahui besaran pengaruh dari tiap item factor yang mendorong dan menghambat pembelian online.

    Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa:

    1. Harapan kinerja berpengaruh positif signifikan terhadap belanja online. Artinya semakin besar harapan kinerja maka semakin menigkat pula minat dan intensitas belanja online. Hal ini telah menujukkan bahwa harapan kinerja menjadi faktor pendorong belanja online di kota Kendari.
    2. Kemudahan penggunaan berpengaruh positif signifikan terhadap belanja online. Artinya semakin mudah penggunaan layanan fitur belanja online maka senakin besar minat dan intensitas untuk belanja online di kota Kendari. Hal ini juga telah menujukkan bahwa kemudahan penggunaan menjadi faktor pendorong belanja online di kota Kendari.
    3. Pengaruh sosial berpengaruh positif signifikan terhadap belanja online. Artinya semakin besar pengaruh social maka semakin besar pula minat dan intensitas belanja online di kota Kendari. Hal ini juga telah menujukkan bahwa pengaruh sosial menjadi faktor pendorong belanja online di kota Kendari.
    4. Dukungan lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja online. Temuan ini memberikan informasi tentang ekosistem e-commerce yang telah di upayakan hingga saat ini. Sehingga dukungan lingkungan dinyatakan belum menjadi faktor pendorong belanja online di kota Kendari.
    5. Hedonis berpengaruh positif signifikan terhadap pembelian online. Artinya semakin besar prilaku hedonistic maka semakin besar pula minat dan intensitas untuk berbelanja online. Hal ini juga telah menujukkan bahwa prilaku hedonis menjadi faktor pendorong belanja online di kota Kendari.
    6. Kemudahan pemesanan tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja online. Kemudahan pemesanan nampaknya belum memberikan dampak signifikan dalam mendorong intensitas belanja online di kota Kendari.
    7. Cara pembayaran COD berpengaruh positif sinifikan terhadap belanja online. Artinya bahwa semakin meningkat penyediaan pembayaran Cash On Delivery (COD) maka semakin meningkat minat dan intensitas belanja online di kota Kendari.
    8. Resiko kinerja produk berpengaruh positif tidak signifikan terhadap belanja online. Artinya bahwa resiko kinerja produk tidak lagi menjadi faktor penghambat untuk belanja online di kota Kendari.
    9. Resiko pengiriman produk berpengaruh negatif signifikan terhadap belanja online. Artinya semakin meningkat tensi resiko pengiriman maka semakin mengurangi minat dan intensitas untuk berbelanja online di kota Kendari.
    10. Resiko keamanan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap belanja online. Artinya bahwa resiko keamanan yang dirasakan tidak lagi menjadi penghambat untuk pembelian online di kota Kendari.
    11. Resiko privasi berpengaruh negatif signifikan terhadap belanja online. Artinya semakin besar resiko privasi maka semakin kecil minat dan intensitas untuk berbelanja online. Resiko privasi telah menambah deretan faktor penghambat pembelian online di kota Kendari.

    Dari berbagai informasi yang diperoleh dari penelitian ini, maka perlunya:

    1. Perbaikan ekositem e-commerce yang maksimal, dari sisi pemerintah seperti regulasi dan aturan yang menjamin keamanan dan privasi data konsumen serta ketersediaan jangkauan kualitas jaringan yang handal.
    2. Dari sisi pelaku usaha yang menjual produk atau jasa secara online juga perlu mengambil peran dalam meningkatkan kapabilitas dan kredibilitas yang bersifat internal dalam hal kesesuaian produk yang ditawarkan secara online dengan produk yang dikirim ke konsumen. Serta ketersediaan fitur belanja online yang friendly bagi konsumen.
    3. Ekosistem e-commerce sangat kompleks diperlukan perencanaan dan implementasi yang seragam dari seluruh stakeholders untuk meningkatkan literasi layanan elektronik bagi masyarakat di kota Kendari.

    Peneliti adalah Dosen Pemula Internal Universitas Halu Oleo.

  • Pengabdian UHO, Olah Limbah Batang Nilam Jadi Energi Alternatif

    Pengabdian UHO, Olah Limbah Batang Nilam Jadi Energi Alternatif

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Maraknya penanaman nilam di Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, mengakibatkan melimpahnya limbah penyulingan batang nilam. Limbah batang nilam belum memiliki nilai ekonomi, padahal berpotensi sebagai sumber energi alternatif.

    Olehnya itu, dosen Universitas Halu Oleo (UHO) berinisiatif untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat setempat dengan memberikan edukasi pemanfaatan limbah batang nilam sebagai energi alternatif.

    Beberapa dosen Fisika dan mahasiswa melaksanakan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat di Desa Lamboeya, Kecamatan Moramo Utara dengan tema pembuatan briket arang batang nilam sebagai energi alternatif.

    Ketua Tim kegiatan, Lina Lestari, S.Pd, M.Si mengungkapkan, pelatihan pembuatan briket arang batang nilam merupakan penerapan hasil riset yang telah dilakukan oleh dosen dan mahasiswa.

    “Kami berikan edukasi cara pengolahan limbah batang nilam menjadi briket arang untuk energi alternatif,” ungkapnya saat ditemui di Kendari, Minggu (31/10).

    Dijelaskan, kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk Tridharma pendidikan yaitu melakukan pengabdian kepada masyarakat agar bisa meningkatkan keahlian masyarakat sehingga bisa mendongkrak ekonomi masyarakat.

    “Jika dilakukan secara sungguh-sungguh, pengembangan energi alternatif juga akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan memasarkan produk yang dihasilkan sehingga bisa mendorong ekonomi masyarakat,” ucapnya.

    Dalam kegiatan tersebut juga, salah satu mahasiswa, Faiz Jaya Angkasa melatih karbonisasi limbah batang nilam dan pembuatan briket kepada masyarakat. Mulai dari pengambilan limbah yang dikeringkan dan dijadikan arang.

    “Diharapkan setelah kegiatan ini, limbah batang nilam yang cukup melimpah dapat bernilai ekonomi dan masyarakat dapat memanfaatkan briket sebagai sumber energi alternatif,” tutupnya.

  • Aktivitas Pertambangan di Pulau Wawonii, Berdampak Kesejahteraan atau Sebaliknya?

    Aktivitas Pertambangan di Pulau Wawonii, Berdampak Kesejahteraan atau Sebaliknya?

    Oleh; Rian Rinaldi

    Polemik keberadaan perusahaan tambang PT. Gema Kreasi Perdana (GKP) di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi perdebatan serius beberapa pekan terakhir.

    Beberapa kelompok masyarakat dan aktivis lingkungan terus menyuarakan penolakan anak perusahaan Harita Group itu beroperasi di Wawonii. Namun tidak sedikit pula kelompok masyarakat yang mendukung agar PT. GKP melangsungkan aktivitas penambangan di wilayah mmereka.

    Aksi penolakan kerap dilakukan sebagian masyarakat dan aktivis lingkungan dikarenakan mereka menilai, aktivitas penambangan di Pulau Wawonii yang hanya memiliki luas wilayah 715 kilometer persegi, bertentangan dengan UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

    Alasan penolakan juga didasari oleh kekhawatiran akan dampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Sebab kegiatan penambangan dinilai akan merusak kawasan pesisir termasuk ekosistemnya, meningkatkan kerawanan bencana, serta mengancam sumber air bersih. Dan yang dianggap paling merasakan dampak buruk dari kegiatan tambang adalah nelayan dan petani di sekitar lokasi penambangan.

    Mengingat berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pembangan mineral, cukup beralasan jika sebagian masyarakat bahkan aktivis lingkungan dengan keras menyuarakan penolakan. Namun kita juga harus dengan adil mengakui bahwa tidak selamanya kegiatan penambangan hanya membawa dampak buruk, tetapi ada pula dampak positif, khususnya bagi kehidupan sosial dan ekonomi yang menjadi alasan sebagaian masyarakat mendukung kegiatan penambangan di wilayahnya.

    Aktivitas perusahaan di sektor pertambangan akan membuka lapangan pekerjaan yang besar, khususnya bagi masyarakat lokal atau masyarakat di sekitar lokasi pertambangan.

    Aktivitas pertambangan juga dapat mendorong meningkatnya kegiatan UMKM di masyarakat. Sehingga, masyarakat tidak hanya berkesempatan untuk menjadi tenaga kerja pada industri pertambangan, tetapi dimungkinkan pula menjadi rekan bisnis perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah mereka.

    Kemudian, pendapatan masyarakat di wilayah  pertambangan secara umum akan meningkat karena  efek dominan dari keberadaan perusahaan telah mampu mendorong dan menggerakkan sendi-sendi ekonomi masyarat.

    Selain itu, setiap perusahaan yang melakukan aktivitas penambangan diwajibkan menajalankan tanggung jawab sosial atau program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bisa dimanfaatkan oleh mayarakat. Sehingga, perusahaan tidak hanya mengambil keuntungan dengan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Idealnya seperti itu.

    Dampak positif atau pun dampak negatif yang akan ditimbulkan jika kegiatan penambangan dilakukan di Pulau Wawonii, sebenarnya PT. GKP sudah punya jawaban untuk meyakinkan masyarakat. Mengingat group Harita bukan perusahaan yang baru bergerak di sektor pertambangan.

    Sebagai referensi, kita bisa melihat kegiatan Harita Nikel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Dimana perusahaan raksasa itu tidak hanya melakukan kegiatan penambangan namun juga telah membangun fasilitas pengelolahan dan pemurnian nikel (smelter) melalui perusahaan di bawah naungannya PT Halmahera Persada Lygend. Hal tersebut berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

    Selain itu, kondisi sosial ekonomi masyarakat Pulau Obi Halmahera Selatan mengalami perubahan signifikan sejak adanya kegiatan industry pertambangan. Rata-rata pendapatan masyarakat dan aktivitas UMKM meningkat, serta kemajuan di sektor pendidikan dan kesehatan karena dukungan perusahaan dan pemerintah setempat di sektor tersebut cukup konsisten.

    Sementara dari sisi dampak kerusakan lingkungan, group Harita juga punya rekam jejak yang bisa dijadikan referensi. Salah satunya kegiatan reklamasi pasca tambang yang dilakukan anak perusahaannya di Kalimantan Timur. Dimana, revegetasi dan reklamasi lahan pasca tambang yang dilakukan di konsesi Lana Harita Indonesia menjadi proyek percontohan reklamasi pasca tambang di Indonesia.

    Berbagai dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan yang dilakukan Harita Group di beberapa wilayah di Indonesia hanyalah sebuah referensi khususnya bagi masyarakat Pulau Wawonii yang rencananya akan menjadi lokasi kegiatan penambangan PT. GKP.

    Pertanyaan yang masih menjadi akar pro kontra tentang keberadaan PT GKP hingga saat ini, jika aktivitas penambangan mineral dilakukan, apakah akan berdampak pada kesejahteraan atau justru menjadi bencana bagi masyarakat Pulau Wawonii?

    Menurut penulis, dari berbagai rekam jejak aktivitss perusahaan tabang di beberapa daerah di Indonseia, pertanyaan itu hanya bisa dijawab melalui komitmen bersama antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah setempat.

    Bagi masyarakat, setiap keputusan harus dilandasi dengan berbagai pertimbangan, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Sebab masyarakat sekitar lokasi pertambangan lah yang paling merasakan dampak, sejahtera atau justru sebaliknya.

    Bagi perusahaan, kegiatan penambangan dilakukan dengan memperioritaskan tanggung jawab sosial maupun lingkungan. Perusahaan jangan hanya menikmati sendiri manfaat dari hasil mengeruk kekayaan alam, namun yang terpenting masyarakat juga harus merasakan manfaatnya.

    Kemudian yang terpenting adalah peran Pemerintah. Pemerintah harus menjadi pengarah dan mengatur jalannya kegiatan pertambangan dengan baik dan benar. Setiap regulasi yang dibuat Pemerintah diharapkan selalu pro terhadap masyarakat, dan kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan utama.

    Penulis adalah Sekretaris Ketua II Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Halu Oleo (UHO).

  • KKN Tematik UHO Sosialisasi Pemanfaatan QRIS dan LinkAja untuk Transaksi Non Tunai

    KKN Tematik UHO Sosialisasi Pemanfaatan QRIS dan LinkAja untuk Transaksi Non Tunai

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Halu Oleo (UHO) laksanakan sosialisasi pemanfaatan Quick Response Standar Indonesia (QRIS) dan LinkAja sebagai alternatif pembayaran non tunai ke pedagang di sekitar Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Senin (30/8).

    Ketua Tim KKN Tematik UHO, Prof. H. Arifuddin mengatakan, sosialisasi pemanfaatan sistem pembayaran non tunai dilakukan untuk memutus rantai penularan Covid-19, khsusnya pada para pedagang. Hal itu dilakukan mengingat, uang tunai merupakan media paling rentan dalam penyebaran Covid-19 karena sering berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain.

    “Dalam rangka memutus rantai penyebaran covid-19 khususnya yang bersumber dari media uang, pembayaran non tunai mutlak diperlukan. Salah satu teknik yang dapat dilakukan adalah transaksi melaui QRIS, LinkAja, dan berbagai aplikasi lainnya,” ujar Arifuddin.

    Dekan Faktultas Ekonomi dan Bisnis UHO ini menjelaskan, Qris merupakan standarisasi pembayaran dimana pembeli bisa melakukan pembayaran ke penjual (merchant) melalui bank atau penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) yang sudah terdaftar di QRIS Bank Indonesia (BI).

    Pelaksanaan KKN Tematik UHO 2021.

    Disebutnya, beberapa manfaat dari Qris dilihat dari sisi penjual adalah, selain mengurangi transaksi tunai, QRIS juga mengurangi peredaran uang palsu dan juga mengurangi pengembalian uang pecahan kecil.

    Dari sisi konsumen, sambung Arifuddin, QRIS memiliki fleksibilitas dalam memilih instrumen pembayaran dan konsumen tidak perlu memiliki semua aplikasi pendukung QRIS karena QRIS bisa menerima pembayaran dari semua aplikasi yang tersedia.

    “Pemanfaatan QRIS dan LinkAja baik dalam masa pandemi maupun untuk jangka panjang dimaksudkan sebagai alat transaksi non tunai. Untuk mewujudkan sasaran itu, maka penting dilakukan sosialisasi mengenai manfaat serta cara registrasi QRIS dan LinkAja sebagai media transaksi yang paling aman dalam mencegah penyebaran Covid-19 dan manfaat lainnya untuk jangka panjang,” tutupnya.