Blog

  • Bupati Konkep H. Amrullah Terima Plakat dan Piagam Penghargaan WTP Dari Menkeu RI

    Bupati Konkep H. Amrullah Terima Plakat dan Piagam Penghargaan WTP Dari Menkeu RI

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Bupati Konawe Kepulauan (Konkep), Ir. H. Amrullah, MT didampingi Sekda Ir. H. Cecep Trisnajayadi, MM, Kepala Badan Keuangan Daerah, Mahmud, SP., M. Pw dan Kepala Bappeda, Safiuddin Alibas, SP., ME menerima plakat dan piagam penghargaan WTP dari Mentri Keuangan (Menkeu) RI melalui Plt. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Adib Adli di Kendari. Senin, 14 November 2022.

    Plt. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sultra, Adib Adli mengatakan bahwa plakat dan piagam penghargaan atascapaian opini WTP Pemda Konkep itu merupakan wujud perhatian Menteri Keuangan atas nama Pemerintah Republik Indonesia karena pencapaian opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2021.

    “Konkep telah mendapatkan 3 kali WTP berturut-turut sejak tahun 2019 higga tahun 2021,” kata Adib Adli dalam keterangannya.

    Foto bersama Pemda Konkep dengan Plt. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Adib Adli di Kendari. Senin, 14 November 2022.

    Menurutnya, Predikat opini WTP merupakan pernyataan profesional dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai kewajaran informasi dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria.

    Kriteria tersebut adalah kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas Sistem Pengendalian Internal.

    “Pada tahun ini capaian WTP naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2021, jumlah Kementerian Lembaga (K/L) yang mendapatkan opini WTP berjumlah 83 dari total 87 K/L (95,4%) dan sejumlah 500 dari 542 Pemda mendapatkan opini WTP (92,25%),” jelas Adib Adli.

    Dijelaskan lagi, bahwacapaian WTP pada tahun ini bukanlah hal biasa jika melihat perjalanan Indonesia untuk membangun tata Kelola keuangan negara dan daerah yang akuntabel, transparan dan bertanggungjawab. Terlebih pada 2 tahun ke belakang, baik K/L maupun Pemda menghadapi situasi yang luar biasa karena dihadapkan pada pandemi Covid-19.

    Kondisi krisis tersebut memaksa Pemerintah untuk membentuk program khusus yaitu program Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang meliputi berbagai klaster baik kesehatan, perlindungan sosial, program proritas, UMKM dan korporasi, serta insentif usaha.

    “Di sisi lain, virus covid-19 yang terus bermutasi menjadikan Pemerintah harus dapat menanggulangi dampak dan akibat yang terjadi melalui perubahan anggaran APBN/D secara cepat, sehingga dapat menjadi instrument countercyclical yang dapat melindungi seluruh masyarakat Indonesia. Pengambilan kebijakan yang terus berubah dengan cepat dan responsive, namun dengan tetap memegang teguh akuntabilitas bukanlah sebuah kombinasi yang mudah. Karena itu dalam pengambilan keputusan, Pemerintah terus didampingi oleh berbagai pihak antara lain aparat penegak hukum, BPKP dan juga BPK dengan tujuan untuk menyamakan persepsi antara auditor dan auditee dalam pengambilan keputusan,” jelasnya.

    Pada tahun 2021 sebagai hasil dari pelaksanaan PC-PEN, Indonesia masuk ke dalam negara yang relatif sangat baik dalam penanganan pandemi dilihat dari jumlah kasus, jumlah vaksinasi serta kemampuan untuk merawat pasien Covid-19. Selain itu pada tahun 2021, Indonesia juga negara yang dinyatakan pulih ekonominya dilihat dari GDP 2021 yang telah melewati GDP masa pre-pandemi (2019).

    Penggunaan instrument APBN/D yang relatif pun menjadi prestasi berikutnya, karena dianggap mampu menangani krisis di masa pandemi, memulihkan ekonomi, serta menjadi salah satu faktor yang menentukan defisit dan utang Indonesia relatif sangat rendah dibandingkan negara yang lain. Pada tahun 2020 defisit mencapai 6%, kemudian turun pada tahun 2021 dengan nillai 4,7% dan diharapkan defisit 2022 juga masih akan terus mengalami penurunan.

    Berbagai prestasi yang telah disebutkan sebelumnya merupakan wujud dari penggunaan keuangan negara yang hati-hati, proper dan bertanggungjawab meskipun sedang berada dalam suasana krisis. Sehingga tidak heran pada tahun 2021 ini LKPP kembali mendapatkan opini WTP dari BPK.

    “Capaian WTP ini tercermin dari output, outcome dan kinerja pemerintah yang baik terlihat dari tingkat kemiskinan dan pengangguran yang mulai menurun setelah terjadi kenaikan pada masa pandemi, serta pertumbuhan ekonomi yang mulai pulih pada kuartal I dan II 2022,” terang Abid Adli.

    Atas capaian WTP yang diperoleh ini, pemerintah baik pusat maupun daerah tidak boleh terlena dan cepat berpuas diri karena tantangan yang dihadapi di masa pendatang akan semakin rumit. Setelah dilanda pandemi, kini dunia dihadapkan pada tantangan yang berbeda yang berimplikasi pada keuangan yang semakin rumit karena peningkatan inflasi dan adanya disrupsi harga pangan dan energi, serta kenaikan suku bunga capital flow yang dapat memengaruhi asumsi yang digunakan dalam penyusunan APBN/D. APBN/D harus terus bisa berdungsi sebagai penjaga negara dan bangsa dan shock absorber yang berkeadilan.

    Oleh karena itu capaian WTP perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan karena merupakan indikator bagi tata kelola yang baik pada pemerintah pusat dan daerah.

    Tidak hanya di dalam mengelola keuangan negara namun juga di dalam menjalankan fungsi dan tugas tanggung jawab pemerintahan. Pencapaian WTP bukanlah tujuan akhir karena tujuan akhir dari mengelola keuangan negara adalah mencapai tujuan bernegara yaitu menciptakan masyarakat adil, makmur dan sejahtera.

    “APBN/D juga harus bisa benar-benar bermanfaat untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh bangsa dan negara, sehingga Indonesia dapat pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat,” pungkasnya.

    Hal itu dibenarkan Pemda Konkep melalui Kadis Kominfo, Jamhur Umirlan saat dihubungi media ini pada Rabu, 16/11/2022 malam. Kata dia, pencapaian tersebut merupakan komitmen bersama untuk mengelola keuangan daerah dengan prinsip transparan dan akuntabel.

    Meski masih ada catatan, hal itu tetap menjadi perhatian Pemda Konkep demi penyempurnaan penyusunan LKPD kedepannya.

    (Sesuai perintah Pak Bupati kita, Pak H. Amrullah agar terus memberikan pelayanan yang maksimal kepada publik. Tentunya capaian ini semua kita sangat bangga sebagai daerah yang masih baru,” kata Kadis Kominfo Konkep, Jamhur Umirlan.

  • Mahasiswa Mesin PPV UHO Gelar Servis Gratis Kendaraan Roda Dua

    Mahasiswa Mesin PPV UHO Gelar Servis Gratis Kendaraan Roda Dua

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) Program Pendidikan Vokasi (PPV) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari gelar servis gratis kendaraan roda dua, Sabtu (12/11).

    Layanan servis gratis tersebut dilaksanakan di area bundaran tank (depan kampus Universitas Terbuka Kendari), berlangsung pukul 09.00-17.00 Wita.

    Ketua umum HMM mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat sekaligus pemberian edukasi mengenai alat kendaraan roda dua.

    “Bentuk dari edukasi yang kami dapat berikan ialah tentang bahan atau alat dan jangka waktu pemakaiannya,” jelasnya.

    Ia menambahkan pada kegiatan servis gratis ini melayani pengecekkan rem, pengecekkan Oli, pembersihan Karbu, menambah tekanan pada Ban, pengecekkan lampu dan pengecekkan kelistrikan.

    Pada kegiatan tersebut, masyarakat kota kendari dan sebagian kalangan mahasiswa sangat antusias untuk membawa kendaraannya hingga mencapai 30 orang peserta.

    “Pada kegiatan ini pertama kalinya melibatkan mahasiswa baru angkatan 022 sebagai pengalaman baru bagi mereka,” ungkapnya.

    Ia berharap, dikegiatan selanjutnya dapat terus berjalan dengan sukses dan terus menjaga solidaritas.

    Ketua Prodi D3 Mesin Prinof mengungkapkan, Pihaknya sangat mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa

    “Hal ini merupakan bentuk sosialisai kepada masyarakat dan tidak gagal fokus tentang teknik mesin itu bagaimana,” ungkapnya.

    Ia pula mengapresiasi setiap kegiatan yang rencanakan oleh mahasiswanya selalu kompak dan berjalan dengan baik dan sukses.

    Ia mengharapkan, kedepannya kegiatan servis gratis lebih ditingkatkan ke kendaraan roda empat.

  • Potensi dan Arah Kebijakan Sektor Perikanan Wakatobi

    Potensi dan Arah Kebijakan Sektor Perikanan Wakatobi

    Oleh: Sardin

    Semenjak berdirinya Wakatobi, sektor perikanan telah dijadikan sebagai salah satu liding sektor bersamaan dengan dengan pariwisata. Tetapi Faktanya, derut pembangunan di bidang perikanan tenggelam dan hampir tidak kedengaran karena derut pembanguna sektor pariwisata.

    Ini seharusnya tidak terjadi, karena pariwisata bagi wakatobi adalah sebuah mata pencarian terbarukan, sebuah pendekatan terbarukan, sebuah pengetahuan dan skil terbarukan, maka harus diantar bersama-sama dengan sektor perikanan kelautan yang merupakan fashion dari masyarakat.

    Wakatobi memiliki potensi sumber daya kelautan yang besar, seperti perikanan tangkap, budidaya laut, dan wisata yang besar. Jumlah nelayan dan pembudidaya hasil laut yang cukup banyak menjadi gambarana bahwa kehidupan bahari kepualauan Wakatobi memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

    Data DKP Wakatobi, rata-rata produksi sektor perikanan yaitu rumput laut (2506 ton/tahun), kerang mutiara (5000/tahun), budidaya laut (73,16 ton/tahun), perikanan tangkap (18.855 ton/tahun), ikan tuna (401 ton/tahun), ikan layang 6.283 ton/tahun), ikan tongkol (2623 ton/tahun), dan cakalang (410 ton/Tahun). Pemanfaatannya baru mencapai 6,4 persen. Serta, pemasaran ikan secara umum masih dilakukan melalui pasar tradisonal yang ada di Kecamatan Wangi-wangi, Tomia, Kaledupa, dan Binongko.

    Ada dua faktor yang dapat dijadikan indikator dalam menentukan strategi yang tepat untuk pengembangan perikanan Kabupaten Wakatobi, diatatanya faktor internal yaitu potensi sumber daya ikan sangat tinggi, tersedianya bahan baku kayu untuk pembuatan kapal ikan, sumber daya manusia sebagai nelayan banyak tersedia, serta tersedianya pasar lokal yakni perusahaan-perusahaan yang bergerak bukan pada sektor perikanan dengan tenaga kerja yang cukup banyak.

    Selain itu ada pula faktor eksternal, peluangnya yaitu meningkatnya permintaan ikan, peningkatan dan penambahan armada tangkap, terbukanya kesempatan untuk pengolahan hasil tangkapan ikan, adanya investasi di sektor perikanan, serta adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat.

    Namun saat ini masih terdapat permasalahan internal yang dirasakan oleh nelayan Wakatobi, antara lain minimnya permodalan dalam penyediaan kapal dan alat tangkap, rendahnya pendapatan nelayan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan, bentuk pengelolaan usaha masih tradisional, serta kurangnya penggunaan teknologi dalam penangkapan ikan. Selain itu adanya ancaman eksternal seperti illegal fishing oleh armada kapal asing dan masih kegiatan destruktif fishing.

    Untuk itu, pengelolaan sumber daya perikanan harus dilakukan secara holistik. Tidak bisa dipisahkan antara pemanfaatan ekonomi semata, namun juga harus ditinjau dari aspek lingkungan dan sosial. Eksploitasi sumber daya perikanan tidak boleh dilakukan dengan cara merusak, dan harus mempertimbangkan pemanfaatan secara berkelanjutan.

    Strategi yang dapat dilakukan dalam pengelolaan sumber daya perikanan diantaranya keterpaduan antara aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Selain itu penataan dan kelembagaan lokal, pemberiaan kuota untuk perikanan tangkap dan perikanan budidaya, penetapan hak ulayat, serta pengelolaan sumber daya perairan laut berbasis komunitas.

    Sampai saat ini, sektor perikanan wakatobi belum memiliki Grand Desain belum ada formula yang terstruktur tentang bagaimana mengelola itu semua menjadi sumber potensi, sumber ekonomi dan sumber lain yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

    Harapannya sektor perikanan bisa berkontribusi besar terhadap Pendapatan Asli Daerah, tapi faktanya dalam perjalanan yang tanpa arah. Sektor perikanan wakatobi belum bisa memberi andil yang besar untuk membangun kemandirian ekonomi masyarakat dikarenakan karena belum dikelola dengan baik. Harapannya ke depan, harus ada kebijakan yang terarah.

    Mayoritas masyarakat wakatobi adalah nelayan, 97 persen wilayah perairan dan 3 persen adalah laut, namun potensi perairan belum terpotret dengan baik. Salah satu faktornya adalah karena selama 18 tahun berwakatobi belum ada yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengidentifikasi, berapa kelompok pemanfaat yang bisa kemudian diberi stimulan atau di berdayakan di wilayah pesisir.

    Tren Pendapatan Asli Daerah tahun 2021 hanya sekitar 200 juta, ini sangat miris. Wakatobi mempunyai potensi perairan begitu besar, potensi laut yang besar, nelayan penggerak yang begitu banyak, tapi tidak mampu memberi kontribusi terhadap sektor Pendapatan Asli Daerah. Oleh karena itu, harus ada kebijakan politik yang menseriusi persoalan Perikanan kabupaten Wakatobi. Tetntunya kebijakan perikanan yang ramah lingkungan.

    Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo.

  • Industri Nikel Indonesia: Garda Depan Pertahanan Resesi Global

    Industri Nikel Indonesia: Garda Depan Pertahanan Resesi Global

    Oleh: Rofingatun – BKT Metalurgi PII

    Inflasi sedang terjadi di seluruh dunia dan meningkat tajam selama 9 bulan terakhir. Pertumbuhan ekonomi terancam stagnan, bahkan melemah. Daya beli semakin turun dan angka pengangguran yang tinggi. Kondisi ini menjadi sesuatu yang menakutkan.

    Semua ini terjadi akibat konstelasi politik dunia yang terjadi akhir–akhir ini. Terutama perang Rusia dan Ukraina yang mengganggu arus perdagangan energi, pangan, pupuk, logam, dan industri komoditas lainnya.

    Hal ini jelas akan berdampak pada stabilitas ekonomi dunia, tak terkecuali Indonesia. Saat ini, prospek ekonomi Indonesia cukup bergantung pada ledakan harga komoditas utama, seperti batubara, minyak kelapa sawit, timah, nikel dan gas alam lainnya.

    Dalam menghadapi resesi global ini, pemerintah harus siap menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi, seperti penurunan harga dan permintaan komoditas tersebut. Ini menjadi sinyal berbahaya bagi perekonomian Indonesia, khususnya dari sisi penerimaan negara yang selama ini cukup mengandalkan penerimaan dari sektor komoditas.

    Namun, meskipun dibayangi hantu resesi global, harga nikel masih bertengger di angka cukup tinggi. Per 8 November 2022, harga nikel mencapai 23.405 USD/ton. Menurut London Metal Exchange (LME), harga nikel diprediksi akan naik hingga akhir tahun 2022. Kenaikan ini menjadikan potensi nikel sebagai bagian dari strategi menghadapi resesi global.

    Di lain sisi, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi bahwa resesi ekonomi global akan sedikit berdampak pada ekspor nikel Indonesia karena mengalami penurunan permintaan.

    Permintaan yang kaku untuk nikel murni dari sektor paduan masih ada, tetapi para pengusaha semakin hati-hati dalam membeli bahan baku di tengah berita resesi yang beragam.

    Meskipun demikian, ruang penurunan harga nikel terbatas karena permintaan hilir untuk nikel murni tetap kuat dan persediaan masih rendah. Ini juga menjadi pendorong pemerintah untuk mengembangkan program hilirisasi nikel. Saat ini, nikel di Indonesia diproduksi dalam bentuk bahan setengah jadi seperti NPI, FeNi, Ni-matte, MHP, dan Ni-Co sulfat.

    Sudah ada perkembangan sejak tahun 2020, produk NPI dan FeNi diolah lebih lanjut menjadi stainless steel. Sementara untuk produk MHP dan Ni-Co sulfat, akan digunakan sebagai bahan baku baterai listrik yang pabriknya masih dalam tahap konstruksi.

    Pesatnya perkembangan teknologi baterai, menjadikan proses transisi energi semakin mendesak. Nikel memiliki kelebihan dibandingkan mineral tambang lainnya, karena itu transisi energi akan bergantung pada nikel.

    Untuk itu, industri hilirisasi nikel di Indonesia perlu dikembangkan secara komprehensif. Tentu saja, dengan ini akan memberikan nilai tambah yang tinggi, juga menyerap tenaga kerja dan hal positif lain yang akan memberi pemasukan bagi Indonesia.

    Sebagai contoh, perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022, tetap mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,07%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,01%.

    Tingginya pertumbuhan perekonomian terjadi selaras dengan terjaganya kinerja lapangan usaha, salah satunya yaitu lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan selaras dengan peningkatan permintaan nikel dan olahannya.

    Lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan memiliki pangsa terhadap perekonomian Sultra masing–masing sebesar 19,05% dan 7,55%.

    Tingginya kontribusi tambang dan industri pengolahan tersebut tidak terlepas dari potensi sumber daya mineral Sultra yang merupakan provinsi dengan potensi cadangan nikel terbesar di Indonesia dengan total cadangan bijih tercatat sebesar 1,87 miliar ton (Dirjen Minerba, 2020).

    Pertambangan bijih logam berkontribusi sebesar 55,43% terhadap lapangan usaha pertambangan. Sama halnya dengan pertambangan bijih logam, industri pengolahan logam dasar di Sultra memiliki pangsa terbesar terhadap lapangan usaha industri pengolahan dengan pangsa sebesar 45,53%.

    Lebih lanjut, produk industri pengolahan logam dasar di Sultra berkotribusi lebih dari 99% dari total ekspor Sultra.

    Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh lapangan usaha primer, yakni lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 24,78%.

    Dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan pangsa sebesar 19,05%.

    Data dari Kementrian ESDM tersebut juga selaras dengan kondisi yang terjadi di Sultra. Berdasarkan data yang dirilis oleh Dirjen Minerba (2020), terdapat total 292 IUP tambang nikel yang tersebar di Indonesia, dimana sebanyak 154 IUP berada di Sultra.

    Jumlah tersebut menempatkan Sultra sebagai daerah dengan jumlah IUP nikel terbanyak di Indonesia.

    Salah satu pemilih IUP nikel di Sulawesi Tenggara adalah PT Gema Kreasi Perdana (GKP) yang terletak di Pulau Wawonii, Konawe Kepulauan. Perusahaan tambang nikel ini telah memberikan kontribusi dalam peningkatan ekonomi daerah, lebih khusus pada Kabupaten Konawe Kepulauan.

    Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara diperkirakan akan didorong oleh akselerasi pertumbuhan lapangan usaha pertambangan dan lapangan usaha industri pengolahan.

    Kinerja lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan mengalami peningkatan untuk mendukung hilirisasi hasil pertambangan di Sulawesi Tenggara. Ini menjadi salah satu strategi Indonesia dalam menghadapi resesi global 2023.

  • Dugaan Illegal Mining, PT Tolakindo Nusantara Indonesia Dilapor Ke Polda Sultra

    Dugaan Illegal Mining, PT Tolakindo Nusantara Indonesia Dilapor Ke Polda Sultra

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Rabu (9/11), Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Tapunggaya Tapuemea Tapunopaka (Ippmata) laporkan PT Tolakindo Nusantara Indonesian ke Polda Sultra atas dugaan aktifitas pertambangan ilegal.

    Ketua Ippmata Jefri Nofriwansyah mengatakan, perusahaan tambang yang beraktivitas di Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, tepatnya di Blok Mandiodo itu diduga tidak memiliki izin dan aktivitas yang dilakukan tidak sesuai aturan yang berlaku.

    “PT Tolakindo Nusantara Indonesia yang melakukan pengolahan di Blok Mandiodo dengan wilayah izin usaha pertambangan ore nikel yang masih berstatus KUO, yang kita ketahui tidak diperbolehkan untuk melakukan pertambangan sebelum RKAB. Namun faktanya sudah ada segelintir perusahan yang melakukan aktifitas pertambangan,” ungkap Jefri.

    Korlap 1 Rahmad menambahkan, perusahaan tersebut diduga telah melakukan aktifitas pertambangan ore nikel di dalam IUP Antam yang sebagian wilanyahnya masih berstatus KUO. Kegiatan itu pun dilakukan PT Tolakindo dengan sangat terbuka dan melawan hukum.

    “Bahkan keberadaan Aparat Penegak Hukum (APH) diabaikan, atau apakah memang ada keterlibatan APH?” pungkasnya.

    Pihaknya berharap, Polda Sultra agar segera menindak tegas pimpinan PT Tolakindo Nusantara Indonesia dan perusahaan Join Operasionalnya (JO), atas dugaan ilegal mining yaitu menambang Ore Nikel didalam IUP PT Antam yang masih berstatus KUO.

  • Oknum Polisi Diduga Gelapkan Mobil Milik Warga, Reskrimum Polda Sultra Sarankan Korban Kembali Melapor

    Oknum Polisi Diduga Gelapkan Mobil Milik Warga, Reskrimum Polda Sultra Sarankan Korban Kembali Melapor

    KENDARI, SULTRAGO. ID – Oknum polisi yang bertugas di Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga lakukan penggelapan dan penipuan dengan modus rental mobil milik seorang warga Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari.

    Pemilik mobil, Saliha mengungkapkan, pada 2017 lalu, oknum polisi berinisial GZL awalnya mengontrak mobil selama dua bulan dengan nilai kontrak sewa sebesar Rp 7 juta per bulan.

    “Dia tidak pernah membayar, hanya karena bagus komunikasi hingga buat kita tertarik pada saat itu, makanya banyak surat perjanjian yang dibuat,” Saliha bercerita pada awak media ini, Minggu (06/11).

    Namun pada tahun 2018, ia dirinya pernah dihubungi pihak diler bahwa mobil tersebut berada di tempat rental, yang diduga GZL telah menggadaikannya.

    Disampaikan, GZL pernah mengirimkan bukti pembayaran sebesar Rp 30 juta pada pihak colektor, namun ketika dikroscek ternyata belum sampai ke pihak diler.

    “Setelah saya berurusan dengan depcolector, saya pikir sudah dibayar, karena tidak pernah ditelpon lagi oleh pihak diler, ternyata pada saat saya kesana masih tetap 20 bulan belum dibayar,” ungkapnya.

    Ditahun 2019, dirinya melaporkan GZL tentang Penggelapan dan Penipuan, namun kurang tanggapan dari pihak kepolisian.

    “Di tahun 2021 GZL membuat perjanjian akan melakukan take over dengan menjaminkan tanah dan rumah, namun ternyata dia sudah menjualnya,” ungkap Saliha.

    Anak korban, Awaluddin kembali melakukan aksi unjuk rasa di Polda Sultra baru-baru ini dan melaporkan GZL atas dugaan penipuan terkait take over yang dilakukan GZL dengan menjanjikan sebidang tanah dan rumah sebagai jaminan.

    “Setelah ditelusuri, ternyata rumah yang dijanjikan ditahun 2021 itu sampai saat ini tidak ada kejelasan,” ungkapnya.

    Ia juga menyoal keputusan pemberhentian penyelidikan lapiean tersebut oleh pihak kepolisian yang dianggap tidak beralasan.

    Diketahui, ditahun 2022 ini Saliha mendapatkan surat pemberhentian penyelidikan dengan nomor surat B/189/II/2022.

    “Di dalam SP3 di point 2 itu, cuma mengatakan pemberhentian penyelidikan tanpa ada alasan mengapa kasus itu diberhentikan,” ungkap Awakuddin.

    Dikonfirmasi, Senin (7/11), Kasubdit I Reskrimum Polda Sultra Muh Sioti mengungkapkan, alasan dikeluarkannya SP3 atau pemberhentian penyelidikan karena korban (Saliha) tidak pernah memenuhi panggilan keterangan.

    “Di dalam SP2P tercantum bahwa kalau saudara (Saliha) tidak datang maka laporan ini akan kita hentikan,” ungkapnya.

    Ia menyarankan agar korban sendiri tanpa diwakili kembali melaporkan GZL dengan membawa bukti-bukti yang kuat.

    “Karena perkara pidana tidak bisa diwakili,” ungkapnya.

    Diinformasikan, GZL telah melakukan pengunduran diri atau pensiun dini dan penyelidik sebelumnya telah meninggal dunia.

  • Pemdes Wungkolo Tetapkan RKPD Tahun 2023, Berikut Program Perioritas yang Akan Dilaksanakan

    Pemdes Wungkolo Tetapkan RKPD Tahun 2023, Berikut Program Perioritas yang Akan Dilaksanakan

    KONKEP, SULTRAGO.ID – Selasa (23/7), Pemerintah Desa (Pemdes) Wungkolo, Kecamatan Wawonii Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) tetapkan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD) tahun 2023.

    Musdes penetapan RKPD yang dilaksanakan di Sanggar Pelatihan Seni Desa dihadiri oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh pemuda, masyatakat, serta unsur yang terkait di Desa Wungkolo.

    Berikut program perioritas Pemdes Wungkolo yang akan dilaksanakan 2023 mendatang.

    1. Ketahanan Pangan (pengadaan pukuk dan bibit padi)
    2. Sarana dan prasarana pertanian (sensor mini dan alat pencacah nilam)
    3. Pembangunan Fisik (pembukaan dan lanjutan jalan usaha tani, drainase/talud penahan tanah, dan deker)
    4. Bidang Pendidikan (beasiswa mahasiswa dan operasional PAUD)
    5. BUMDES (penyulingan minyak nilam)
    6. Stunting (pengadaan makanan tambahan, vitamin Babita dan Ibu hamil, serta operasional kader)
    7. Pemeliharaan data SDGS

    “Ini merupakan langkah awal untuk menentukan progres Desa Wungkolo ditahun 2023 kedepannya. Setelah Musdes ini akan ada Musdes selanjutnya, dan hasil yang didapatkan hari ini akan dilihat mana yang harus diprioritaskan,” ujar Arif Rahman, Bendahara Wesa Wungkolo.

    Ia berharap, RKPD yang ditetapkan pada Musdes ini dapat menjadi langakah awal menuju Desa Wungkolo maju dan sejahtera masyarakatnya.

    “Mari satukan suara untuk Wungkolo yang lebih baik dan menjadi desa percontohan bagi desa lainnya,” pungkasnya.

  • Juliono Saranani Menang Mutlak Pilkades Wawolemo 2022

    Juliono Saranani Menang Mutlak Pilkades Wawolemo 2022

    KONAWE, SULTRAGO.ID – Juliono Saranani berhasil memang mutlak di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Wawolemo, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, dengan perolehan 235 suara.

    Calon Kepala Desa (Cakades) nomor urut 1 ini mengungguli tiga calon lainnya, yaitu Asbar (3) yang memeproleh 183 suara, Rusdin (4)127 suara, dan Sardin (2) 6 suara, dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 583 pemilih.

    Kepala Desa Wawolemo terpilih, Juliono Saranani menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan amanah pada dirinya. Tentunya kepercayaan itu akan diemban dengan penuh tanggung jawab demi kemajuan desa setempat.

    “Masyarakat sudah memberikan kepercayaan kepada saya, semoga saya mampu melaksanakan tugas yang diamanahkan ini sebaik mungkin. Kompetisi telah selesai, kita semua bersaudara mari rajut kebersamaan untuk memajukan Desa Wawolemo,” ucapnya.

    Ketua Panitia Pilkades Wawolemo, Abudan Tebawo menyampaikan, pelaksanaan Pilkades berjalan demokratis, masyarakat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab dalam memberikan hak suaranya betul-betul dilaksanakan dengan baik.

    “Syukurlah, saat ini masyarakat semakin dewasa dalam melaksanakan pesta demokrasi, sehingga pelaksanaan Pilkades di Desa Wawolemo berjalan lancar dan aman,” ujarnya.

    Diketahui, Pilkades serentak yang digelar pada Senin 31 Oktober 2022 di Kabupaten Konawe sebanyak 168 desa yang tersebar pada 27 kecamatan dengan total calon kepala desa yang bersaing pada pilkades serentak sebanyak 468 orang, sedangkan total jumlah pemilih dari 168 desa tercatat 69.725 orang. Salah satu Desa yang melaksanakan pemilihan serentak tersebut adalah Desa Wawolemo Kecamatan Pondidaha yang diikuti 4 pasang calon.

  • Desa Wawoone Gelar Pemilihan BPD

    Desa Wawoone Gelar Pemilihan BPD

    KONKEP, SULTRAGO. ID – Desa Wawoone, Kecamatan Wawonii Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) gelar pemilihan langsung Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Balai desa Wawoone, Senin (31/10).

    Ketua Panitia pemilihan BPD Abduh mengungkapkan, hal ini dilakukan berdasarkan regulasi yang Ada yang mengharuskan memilih BPD yang baru.

    “Kandidat yang terpilih saat ini belum ditau masa periodenya sampai kapan, tetapi biasanya sampai enam tahun masa jabatannya,” jelasnya.

    Sekretaris Desa Wawoone itu mengungkapkan, yang menjadi pembeda pemilihan BPD saat ini dengan tahun lalu karena hari ini dipilih secara langsung oleh masyarakat. Dan dalam pemilihan BPD kali ini, masyarakat sangat antusias untuk memilih hingga berjumlah 131 orang.

    “Yang terpilih saat ini semoga dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya,” harapnya.

    Kepala Desa Wawoone Taiyeb mengungkapkan, ini menjadi sesuatu yang baru, karena pemilihan BPD kali ini dilakukan layaknya pemilihan pemerintah lainnya.

    “Pemilihan BPD yang lalu dilakukan tidak secara transparan, tidak sama sekarang para calon dan pemilih tegang dalam perhitungan suaranya,” ungkapnya.

    Ia mengharapkan, Anggota terpilih untuk bisa menjalankan dan melaksanakan tugas serta amanah dengan baik. Juga agar bisa menyuarakan aspirasi masyarakat sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

    Diketahui, Calon yang ikut mendaftar sebanyak sembilan orang, dan yang lolos sebanyak lima orang, dan yang menjadi ketua BPD terpilih Yusman masyarakat desa Wawoone dusun tiga.

  • BKD Butur Kerja Sama FEB UHO Selenggarakan Pelatihan Sistem Penatausahaan Keuangan Daerah Berbasis Web

    BKD Butur Kerja Sama FEB UHO Selenggarakan Pelatihan Sistem Penatausahaan Keuangan Daerah Berbasis Web

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Bidang Perbendaharaan Badan Keuangan Daerah (BKD) Kabupaten Buton Utara (Butur) bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Halu Oleo (UHO) melaksanakan pelatihan Optimalisasi Penggunaan Sistem Penatausahaan Keuangan Daerah Berbasis Web di Laboratorium FEB UHO, Sabtu (29/10).

    Pelatihan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan VII tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu 28-29 Oktober 2022.

    “Kegiatan pelatihan ini adalah bagian dari rancangan aksi perubahan yang merupakan karya atau inovasi yang saya dorong untuk menciptakan reformasi birokrasi internal,” jelas Herwan, Kepala Bidang Perbendaharaan BKD Butur sekaligus Project Leader kegiatan ini.

    Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kota Kendari ini menyebutkan, tujuan dari aksi tersebut adalah ketersediaan data base belanja daerah yang akuntabel, percepatan belanja dan pengendalian keuangan daerah, serta dalam jangka panjang mewujudkan sistem penatausahaan keuangan yang terpadu dan berkelanjutan.

    “Inovasi yang akan dilakukan sebagai upaya penyelesaian masalah penatausahaan yang optimal, yaitu melalui pembuatan aplikasi sistem penatausahaan keuangan terpadu dan lintas Organisasi Perangkat Daerah ataupun lintas sektor di Kabupaten Buton Utara,” tutur Herwan.

    Di tempat yang sama, Kepala Laboratorium Ilmu Ekonomi FEB UHO, Syamsir Nur menilai, kerja sama ini merupakan bentuk pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, sekaligus wujud kepedulian dan sinergitas dengan Pemerintah Daerah.

    Ketua ISEI Kota Kendari ini berharap, Pemda Butur dan FEB UHO dapat bersinergi lebih luas serta lebih implementatif berdasarkan kebutuhan Pemerintah Daerah.

    “Saya berterimakasih atas kepercayaannya dari Pemda Buton Utara khususnya Badan Keuangan Daerah atas kegiatan pelatihan ini,” ucap Syamsir.