Covid-19 di Kendari Meningkat, Mantan Ketua BEM UHO Khawatir Terjadi Klaster Baru Pasca Munas Kadin

Kendari, Sultrago.id – Jadwal pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) ke VIII Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tinggal menghitung hari. Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggra (Sultra) sebagai tuan rumah pelaksanaan Munas VIII Kadin Indoneaia.

Dengan terjadwalnya Munas VIII Kadin Indonesia tersebut di Kota Kendari di tengah meningkatnya kasus Covid-19, membuat banyak pihak yang menanggapi Munas tersebut dilaksanakan.

Kali ini, tanggapan itu datang dari Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Pandyi Priyono A.S, dalam siaran persnya, Sabtu (26/06/2021).

Dijelaskan Pandyi Priyono, Pelaksanaan Munas Kadin VIII seperti banyak digaungkan bahwa akan memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM. Selain itu, Munas tersebut akan mejadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat Sultra karena menjadi tuan rumah perhelatan Munas Kadin Indonesia.

Tetapi, tambah Pandyi Priyono menjelaskan bahwa disisi lain akan mengundang kekhawatiran yang besar. Sebab pelaksanaan Munas Kadin ini akan mengundang kerumunan orang banyak, dimana pengurus Kadin diseluruh Indonesia akan hadir di Kota Kendari.

“Jangan sampai kemudian ini menjadi klaster baru penyebaran Covid 19,” kata Pandyi Priono, Sabtu (26/6).

Berdasrkan update data satgas Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Sabtu, 26 Juni 2021, tercatat 46 tambahan kasus positif di Kota Kendari. Berarti secara keseluruhan tercatat 5018 kasus di Sultra.

Tambahan kasus ini mengundang kekhawatiran berbagai pihak sehubungan dengan agenda Munas Kadin yang rencananya akan dilaksanakan di Kota Kendari dan bakal dihadiri Presiden RI Joko Widodo.

“Multi efek dari pelaksanaan munas kadin khusunya pada UMKM di kota kendari tentu kita inginkan untuk membantu mengatasai problem UMKM selama Covid ini. Tetapi keselamatan masyarakat secara keseluruhan adalah hal yang lebih penting, ini juga termaksud upaya menyelamatkan person pelaku UMKM dari wabah Covid 19,” terang Pandyi.

“Apalagi saat ini hampir semua daerah di Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan kasus positif Covid-19,” tambahnya.

Selain itu ,lebih jauh Pandyi menjelaskan bahwa pemerintah telah inkonsistensi dan tidak paralel dalam upaya penanganan Covid-19. Pasalnya, berbagai kebijakan belakangan ini dilakukan secara masif, mulai dari membatasi jam operasi dan sistem operasi pusat-pusat keramaian seperti Mall dan tempat keramayan lainnya.

Padahal, kata Pandyi upaya pencegahan Covid-19 telah di instruksikan Menkoperekonomian baru baru ini, juga instruksi Presiden Jokowi sendiri untuk memperketat upaya penangan Covid 19. Seperti mengajak semua elemen untuk bersama perangi Covid dengan menggaungkan di rumah saja, hindari kerumunan, pakai masker dan sebagainya.

“Kebijkan Pemerintah tidak paralel dan inkonsistensi dalam upaya penanganan lonjakan Covid 19, berbagai kebijakan kemudian secara cepat diambil untuk menghindari terjadinya lonjakan yang lebih besar. TEtapi hari ini kemudian hendak menyelenggarakan kegiatan yang akan mengundang kerumunan orang banyak. Lantas kebijakan dan kampanye hindari kerumunan selama ini buat apa?” tanya pandyi.

Pemuda yang masih aktif sebagai mahasiswa Fakultas Teknik UHO itu mengatakan, apakah data lonjakan kasus positif di Sultra khususnya di Kota Kendari dangan antrian ambulans yang mengantar jenazah pasien Covid yang saat ini disiaran di hampir semua stasiun tv belum menyadarkan bahwa pentingnya gotong royong semua elemen termaksud pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama patuhi prokes?

Pemerintah dan berbagai pihak termasuk masyarakat sendiri sudah banyak berkorban untuk menahan diri agar mengurangi penyebaran Covid-19, namun jangan kemudian hanya karena sebuah kegiatan Munas seperti yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini, semua upaya itu menjadi sia-sia.

“Saat ini hampir semua stasiun tv menyiarkan lonjakan kasus positif Covid-19, bahkan ambulans harus antrian mengantarkan jenazah pasien positif Covid 19. Apakah semua itu belum juga membuat kita semua sadar bahwa kita harus bergotong royong perangi Covid. Jangan karena satu dan lain hal semua upaya selama ini menjadi sia-sia. Jika tetap di paksakan sepertinya slogan selamatkan diri selamtkan negeri harus kita ganti dengan selamatkan munas hancurkan negeri .Tuturnya.

Disamping itu dirinya juga mengungkapkan bahwa lonjakan kasus positif ini mestinya menjadi perhatian semua pihak, khususnya pemerintah. Munas Kadin tetap diberikan dukungan untuk di laksanakan, tetapi tidak untuk saat ini tanpa mengesampingkan dampak positifnya.

“Sekalipun ada dampak positif khususnya bagi pelaku UMKM di kota kendari akan tetapi keselamatan dan keamanan masyarakat secara umum harusnya menjadi fokus bersama,” harapnya.

Munas itukan bisa di tunda sampai kondisi memungkinkan atau dilakukan secara virtual seperti banyak kegiatan selama ini di lakukan.

“Kita berharap kepada pemerintah pusat, Sultra, Kota Kendari dan bahkan pengurus dan panitia Munas Kadin bisa mempertimbangkan itu bahwa kemaslahatan umat harus menjadi fokus kita bersama” tutup Pandyi.

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *