KONKEP, SULTRAGO.ID – Baru-baru inu, PT Gema Kreasi Perdana (GKP) dituding melakukan pencemaran air bersih karena aktivitas pertambangan di Desa Roko-Roko Raya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) dan dianggap tidak bertanggung jawab atas pencemaran tersebut.
Padahal, keruhnya air bersih tersebut, lebih disebabkan curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan lapisan tanah permukaan terbawa sampai ke sumber mata air.
Hasil pantauan terhadap TSS (Total Suspended Solid) atau padatan yang terlarut dalam air, keruhnya air bersih yang terjadi di dua desa tersebut, masih berada di bawah ambang batas aturan yang berlaku.
“Kemarin (Senin, 29/05), hasil pantauan kami terhadap TSS di sumber mata air sebesar 18 miligram per liter. Sementara, ambang batas atas TSS yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 adalah 50 miligram per liter. Maka dari itu, kualitas sumber mata air ini masih sesuai dengan ambang batas aturan yang berlaku,” ungkap Rivaldi Mekel, Environmental Supervisor PT GKP.
Seperti yang diketahui, pada bulan Mei sampai Agustus mendatang, Konkep mengalami musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi, sehingga hal tersebut dapat berakibat fatal bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih.
Koordinator Humas PT GKP, Marlion mengatakan, Setiap musim hujan datang, limpasan air yang cukup tinggi dengan membawa berbagai lapisan tanah permukaan, sehingga beberapa sungai mengalami kekeruhan. Limpasan air itulah yang kemudian masuk juga ke mata air yang selama ini dikonsumsi warga.
“Di Wawonii, secara umum, kalau musim hujan banyak sumber air yang keruh, bahkan sampai banjir. Sehingga, sungai memenuhi ruas jalan dan kendaraan tidak bisa lewat,” jelasnya.
Untuk diketahui, sejak kejadian air keruh yanh menimpah masyarakat sekitar, PT. GKP telah melakukan berbagai upaya penanganan. Mulai dalam pemulihan sumber air, pembersihan bak penampungan air warga, dan juga melakukan
penggalian sumur bor sebagai sumber mata air alternatif.
Di infokan, dua sumur di Desa Sukarela Jaya dan Dompo-Dompo Jaya sebagai alternatif warga bila air keruh, telah selesai dikerjakan dan berhasil memproduksi sumber air bersih.
“Alhamdulillah, kami mengucapkan terima kasih atas upaya yang dilakukan perusahaan, dalam mengatasi masalah air bersih yang dialami warga. Termasuk juga membuat sumur bor, sehingga kami warga sudah memiliki beberapa alternatif sumber air bersih,” ungkap Subandri, Warga Desa Sukarela Jaya.
Selain itu, GKP juga melakukan pendistribusian air bersih melalui water truck ke setiap rumah warga di dua desa tersebut. Bahkan sampai saat ini, meski sumber mata air sudah kembali digunakan, distribusi air melalui water truck masih terus dilakukan.
Asisten 3 Bidang Administrasi Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, Sukanto Toding yang memimpin rombongan Forkopimda Provinsi, menyampaikan apresiasi atas kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT GKP.
Menurutnya, yang dilakukan PT GKP dalam pengelolaan lingkungan dan kegiatan pertambangan secara umum, sudah mengikuti ketentuan good mining practice.
Senada, Wakil Bupati Konkep, Muhammad Luthfi mengatakan, selain sudah melakukan kegiatan pertambangan yang baik dan benar, PT GKP juga sigap dan cepat dalam melakukan penanganan masalah air bersih, sehingga masyarakat bisa terus mendapatkan air bersih.
Berdasarkan pengujian air yang dilakukan PT GKP, hasil laboratorium menunjukan bahwa baku mutu air, baik di mata air, sungai, dan juga laut, masih berada di bawah ambang batas aturan yang berlaku.
“Pengambilan sample dari air keruh ini kami lakukan, jangan sampai perusahaan dianggap sebagai penyebab utama keruhnya sumber air. Sekaligus juga menunjukan, bahwa persoalan yang dihadapi masyarakat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Apalagi, selama ini, hubungan perusahaan dan masyarakat terjalin sangat baik,” terang Aldo Sastra, Superintendent CSR PT GKP.