KONKEP, SULTRAGO. ID – Desa Wawoone, Kecamatan Wawonii Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) gelar pemilihan langsung Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Balai desa Wawoone, Senin (31/10).
Ketua Panitia pemilihan BPD Abduh mengungkapkan, hal ini dilakukan berdasarkan regulasi yang Ada yang mengharuskan memilih BPD yang baru.
“Kandidat yang terpilih saat ini belum ditau masa periodenya sampai kapan, tetapi biasanya sampai enam tahun masa jabatannya,” jelasnya.
Sekretaris Desa Wawoone itu mengungkapkan, yang menjadi pembeda pemilihan BPD saat ini dengan tahun lalu karena hari ini dipilih secara langsung oleh masyarakat. Dan dalam pemilihan BPD kali ini, masyarakat sangat antusias untuk memilih hingga berjumlah 131 orang.
“Yang terpilih saat ini semoga dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya,” harapnya.
Kepala Desa Wawoone Taiyeb mengungkapkan, ini menjadi sesuatu yang baru, karena pemilihan BPD kali ini dilakukan layaknya pemilihan pemerintah lainnya.
“Pemilihan BPD yang lalu dilakukan tidak secara transparan, tidak sama sekarang para calon dan pemilih tegang dalam perhitungan suaranya,” ungkapnya.
Ia mengharapkan, Anggota terpilih untuk bisa menjalankan dan melaksanakan tugas serta amanah dengan baik. Juga agar bisa menyuarakan aspirasi masyarakat sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Diketahui, Calon yang ikut mendaftar sebanyak sembilan orang, dan yang lolos sebanyak lima orang, dan yang menjadi ketua BPD terpilih Yusman masyarakat desa Wawoone dusun tiga.
KONKEP – Dia adalah Nanni (43), istri dari seorang nelayan yang tinggal di Desa Langara Tanjung Batu, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan.
Ibu dari satu orang anak ini selalu membuka mata mendahului matahari dan memejam mata setelah seluruh anggota keluarganya tertidur lelap. Bukan tanpa alasan, namun ia menyadari betul kewajibannya sebagai ibu rumah tangga, harus menyiapkan sarapan, serta kebutuhan suami dan kedua anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Hal yang membanggakan, Nanni adalah wanita yang berprinsip tidak ingin membebankan usaha memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya hanya dilakukan oleh suaminya seorang. Namun ia dengan setia selalu sang suami mengayuh perahu mencari ikan.
Mereka melaut menangkap ikan setiap hari dari pukul 06.30 sampai pukul 11.00. Setelah itu, Nanni akan memilah hasil tangkapan untuk dijual ke pasar, sedang sebagian sisanya akan ia masak untuk keluarga. Aktivitas ini rutin dilakukan setiap hari.
“Penghasilan kadang kurang, kadang juga penghasilan kisaran Rp200 ribu hingga Rp500 ribu per hari, tergantung cuaca dan rejeki,” ungkap Nanni, Selasa 30 Agustus 2022.
Perjuangan serupa juga dilakukan oleh Herlina (40), istri dari seorang nelayan yang juga tinggal di pesisir Desa Langara Tanjung Batu, Kecamatan Wawonii Barat. Herlina mengisahkan perihal aktivitas yang biasa ia kerjakan sehari-hari, Selain membantu suaminya menyiapkan perlengkapan melaut, ibu dari dua orang anak ini setiap harinya membuat makanan siap saji yang kemudian dijual melalui paltform media sosial berupa Facebook (FB). Melalui platform digital ini ia juga mejual hasil budidaya lobster sang suami.
“Saya beli ikan dan beberapa sayuran mentah, kemudian dimasak, selanjutnya dijual. Dalam sehari melalui penjualan ikan dan sayur, bersihnya saya dapat Rp 150 ribu per satu hari, Kalau ada hasil tangkapan ikan dari suami, itu selain dikonsumsi untuk keluarga sendiri, saya jual mentah pertusuk,” cerita Herlina.
Di waktu luang Herlina bersama istri-istri nelayan di lingkungannya sering melakukan aktivitas “meti-meti” alias mencari jenis biota laut seperti kerang yang dapat menjadi santapan di pinggiran pantai saat air laut mulai surut. Dan hasilnya pun akan dijual untuk menambah pendapatan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pada umumnya para istri nelayan di Pesisir Pulau Wawonii melakukan hal serupa untuk membantu menopang perekomomian keluarga. Begitu halnya Linsah (49), istri nelayan yang tinggal di Desa Langkowala, Kecamatan Wawonii Barat yang sehari-hari berperan menjual hasil tangkapan suami dan mencari kerang saat air laut surut.
Namun, berbeda dengan istri-istri nelayan pada umumnya, ternyata Lisnah juga berjuang untuk meningkatkan perekonomian keluarga nelayan kecil di lingkungan tempat tinggalnya. Usaha itu ia lakukan sejak tahun 2019 lalu. Usaha itu ia lakoni melalui kelomopok program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) Wawonii.
PAAP merupakan salah satu program Pemerintah Provinsi terkait pengelolaan perikanan skala kecil yang bertujuan menjaga kelestarian wilayah pesisir dan mendorong peningkatan pendapatan nelayan kecil dan tradsional.
Sebagai Kepala Divisi Pengenmbangan Ekonomi, Usaha Produktif dan Pemberdayaan Perempuan di kelompok nelayan itu, Lisnah aktif mengedukasi keluarga nelayan kecil dan nelayan tradisional terkait visi dalam meningkatkan pendapatan nelayan melalui kegiatan penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Lisna dan kelompoknya juga telah merancang beberapa program untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) nelayan baik laki-laki maupun perempauan, yaitu melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan, pelatihan literasi keuangan, pelatihan pengolahan serta pelatihan pengembangan kelompok.
Selain itu juga merancang program untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi perikanan melalui kegiatan pengolahan ikan, melakukan pemasaran ikan yang sederhana melalui pemasaran ikan yang terorganisir oleh lembaga, dan melakukan kerjasama dengan pembeli keluar daerah. Hal itu Lisna lakukan karena ia ingin menunjukkan bahwa perempuan mampu berkontribusi lebih serta terlibat aktiv memperjuangkan ekonomi keluarga dan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
“Saya dan kawan-kawan yang tergabung dalam PAAP berinisiatif untuk membuat perkembangan ekonomi sosial di masyarakat,” ujar Lisna.
Pada umumnya, sebagian besar masyarakat di Pulau Wawonii sehari-hari bekerja sebagai nelayan. Sebagian besar dari mereka masih tergolong nelayan kecil dan nelayan tradisional.
Menariknya, aktivitas menangkap ikan di Pulau Kelapa ini tidak hanya dilakukan oleh kepala keluarga. Namun, hampir semua ibu rumah tangga terlihat berperan aktif membantu pendapatan keluarga, baik dengan mendampingi suami melaut atau hanya sekedar mengelola dan menjual hasil tangkapan.
Pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan di masa pra-panen dan pasca-panen juga tergolong cukup banyak, mayoritas perempuan nelayan bekerja lebih dari 17 jam dalam sehari dan sayangnya pekerjaan tersebut tidak diketahui.
Pekerjaan pra-panen bervariasi dari memperbaiki jaring, menyiapkan makanan dan logistik sebelum melakukan perjalanan. Sementara itu, kegiatan pasca-panen meliputi penanganan ikan, pengolahan hasil tangkapan hingga pemasaran ikan. Perempuan juga memainkan peran penting dalam rantai ekonomi perikanan melalui pembiayaan armada, pencatatan hasil tangkapan ikan serta pemasaran hasil tangkapan ikan.
KONKEP, SULTRAGO.ID – PT Gema Kreasi Perdana (GKP) bantu memperbaiki jembatan di Desa Sinalu Jaya, Wawonii Tenggara, Kanupaten Konawe Kepulauan (Konkep) yang kondisinya sudah memperihatinkan.
Perbaikan jembatan dilaksanakan selama tiga minggu, 1-18 Oktober 2022, dan diresmikan pada hari ini, Senin (24/10). Hadir dalam kegiatan peresmian Camat Wawonii Tenggara Iskandar, Kepala Desa Sinaulu Jaya Labarimu, Kepala Desa Nambo Jaya La Mido, beserta masyarakat setempat. Selain itu, hadir juga Cessa Loprang (CEO Tunas Muda Pertiwi sekaligus mewakili manajemen TMP), serta perwakilan Manajemen PT GKP site Wawonii Bambang Murtiyoso selaku GM External Relation.
Dalam proyek ini, perusahaan memfasilitasi masyarakat berupa material batu, semen, dan kayu. Sementara untuk pengerjaannya, dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat.
Tiga jembatan yang diperbaiki, ukurannya sekira lebar 4 meter, panjang 7 meter, dan tinggi di atas permukaan dasar sungai sekitar 180 sentimeter.
“Semua pembangunan jembatan ini didanai CSR PT GKP. Namun dalam pelaksanaannya, kami memberdayakan sumber daya masyarakat sekitar, berkolaborasi, dan bergotong royong untuk memastikan setiap bagian perbaikan jembatan selesai tepat pada waktunya” ujar Cipto Rustianto, Manager Departemen Eksternal PT GKP pada acara peresmian jembatan tersebut, Senin (24/10).
Lebih lanjut, Cipto menegaskan Departemen Eksternal, khususnya divisi CSR ingin menjawab harapan dari pemangku kepentingan bahwa pengembangan masyarakat yang berkelanjutan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari usaha pertambangan yang dilakukan PT GKP.
“Salah satunya mengejawantahkan dalam renovasi dan revitalisasi 3 jembatan ini, karena jembatan adalah akses penghubung yang akan menjadi sarana semua kegiatan masyarakat, termaksud aktivitas ekonomi,” Demikian ujar pria yang biasa disapa Cipi ini.
Proses perbaikan jembatan Desa Sinalu Jaya.
GM External Relations PT GKP, Bambang Murtiyoso berharap, dengan adanya perbaikan jembatan ini, bisa membantu roda perekonomian masyarakat, khususnya di Konawe Kepulauan.
“Jembatan yang kami bantu perbaiki ini (bukan dibangun) yang sebelumnya memang sudah ada, mudah-mudahan bisa menjadi sarana untuk meningkatkan perekonomian desa terutama dalam mengangkut hasil bumi, sekaligus menjadi jalur perhubungan antara lintas desa, di mana masyarakat banyak menggunakan,” jelas Bambang.
Iskandar, Camat Wawonii Tenggara atas nama pemerintah daerah mengatakan sangat mengapresiasi pihak perusahaan dan masyarakat Mosolo Raya dalam merespon keadaan infrastruktur yang ada.
“Saya atas nama pemerintah mengucapkan terimakasih kepada pihak perusahaan beserta masyarakat Mosolo Raya yang telah memberikan sumbangsi besar yaitu perbaikan jembatan di Desa Sinaulu Jaya” ucap Iskandar dalam sambutannya.
Bersamaan dengan kegiatan ini beberapa tim CSR, Humas, dan masyarakat Roko-Roko Raya, sedang melakukan perbaikan jembatan di Desa Sukarea Jaya.
Kegiatan perbaikan dilakukan karena kondisi beberapa bagian dari Jembatan yang juga dibangun bersama masyarakat pada 2019 lalu itu mulai lapuk.
Peresmian jembatan Desa Sinalu Jaya.
“Kita lakukan perbaikan sekaligus pencegahan, meskipun kondisi jembatan sebenarnya masih sangat layak untuk dilewati kendaraan, ” Demikian disampaikan Idris Toande, Koordinator Perbaikan Jembatan Sukarela.
Labarimu, Kepala Desa Sinaulu Jaya sangat mengapresiasi perusahaan dalam melakukan perbaikan jembatan. Pasalnya, tidak sedikit warga yang mengeluh dengan kondisi jembatan tersebut.
“Ini (perbaikan jembatan) sangat bagus karena jembatan merupakan akses masyarakat banyak, kalau perlu semuanya dikasih permanen agar lebih bagus lagi,” ujarnya.
“Dampak positif dengan hadirnya perusahaan bagi masyarakat, yakni sangat membantu masyarakat dalam perbaikan sarana prasarana yang ada, selain itu dengan hadirnya perusahaan taraf hidup masyarakat berubah, masyarakat sudah memiliki penghasilan tetap,” sambung Labarimu.
Hal senada juga disampaikan Hirman, warga Sinaulu Jaya. Kehadiran perusahaan membawa manfaat berlipat bagi masyarakat, tidak hanya Mosolo Raya tetapi masyarakat Wawonii pada umumnya.
“Dampak positifnya sangat banyak, salah satunya membantu masyarakat dari segi ekonomi. Karena dengan hadirnya perusahaan ini, membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat” ucap Hirman selaku warga masyarakat Sinaulu Jaya.
KONKEP, SULTRAGO.ID – Pemerintah (Pemdes) Desa Langara Tanjung Batu, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) terus bergerak membangun desa dengan Dana Desa (DD) yang dikelolanya.
Tahun ini, Pemdes setempat membangun sarana dan prasarana untuk keberlangsungan usaha-usaha kecil yang dilakukan masyarakatnya melalui Bandan Usaha Milik Desa (BumDes).
Kepala Desa Langara Tanjung Batu, Janus Munandar mengatakan bahwa pihaknya telah membangun gazebo sebagai sarana dan prasarana untuk pengembangan usaha BumDes.
Tampak Gazebo yang dibangun Pemdes Langara Tanjung Batu berada di lantai 2 Bangunan milik desa yang dikerjakan pada tahap I DD tahun 2022. FOTO Dokumentasi Sultrago.id
“Gazebo ini akan di gunakan masyarakat kami sendiri. Namun yang akan kelola adalah BumDes. Kalau jalan sesuai harapan tentunya desa kita akan menghasilkan pendapatan sendiri atau PAD,” kata Janus Munandar pada Rabu, 8 Juni 2022 lalu.
Pembangunan gazebo ini tidak menelan banyak anggaran, sekitar Rp.60 juta. Karena dibangun dilantai dua bangunan milik desa itu, maka dalam pekerjaan gazebo itu cukup menggunakan besi, rangka baja dan atap.
“Anggarannya tidak besar, kan hanya besi buat tangga, rangka baja untuk tiang dan kerangka atap dan untuk pintunya,” sebut Janus.
Menurnya, pembangunan gazebo untuk pengembangan usaha BumDes itu juga merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan masyarakatnya. Sehingga ini juga terlaksana sesuai hasil musyawarah desa yang lalu.
“Penting juga ini karena gazebo ini akan dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Langara Tanjung Batu sendiri. Misalnya akan digunakan membuka warkop, kedai dan sebagainya. Gazebo ini akan menjadi unit usaha BumDes sendiri,” jelasnya.
Gedung Serba Guna yang mendapat alokasi anggaran pada DD tahun 2022 untuk peningkatan sarana dan prasarananya. FOTO:Sultrago.id
Selain pembangunan sarana pengembangan usaha BumDes. Pada DD tahun 2021 ini Janus juga melakukan peningkatan sarana dan prasarana gedung serba guna.
“Ada juga peningkatan gedung serba guna pada tahun anggaran 2021,” katanya mengakhiri.
KONKEP, SULTRAGO.ID – Momen seru pada saat peringatan HUT RI ke-77 tahun 2022 bagi warga Desa Langara Tanjung Batu, Kecamatan Wawonii Barat, Konawe Kepulauan (Konkep) berlangsung meriah, Senin 22 Agustus 2022.
Betapa tidak, Pemerintah Desa (Pemdes) Langara Tanjung Batu membuat berbagai kegiatan yang tak kalah seru karena setiap kegiatannya telah diperlombakan. Seperti bola gotong, sendok kelereng, tarik tambang perahu (khas suku Bajo Wawonii), joget jamila dan lomba kuliner.
Suasana saat lomba Bola Gotong.
Kepala Desa Langara Tanjung Batu, Janus Munandar menyebutkan bahwa kegiatan perlombaan tersebut dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-77. Selain itu, dengan adanya perlombaan ini dapat mempererat tali silahturahmi antar sesama warga dan aparat Pemerintah Desa Langara Tanjung Batu.
Suasana Tarik Tambang Perahu di Laut Bajo Langara.
“Perlombaan ini bukan hanya sekadar pertandingan untuk memperebutkan hadiah. Tetapi bagaimana menjalin kekompakan serta menjalin tali silahturahmi, olehnya itu kita semua harus kompak, bersatu seperti parah pahlawan Bangsa yang kompak dan bersatu melawan penjajah sehingga kita bisa merdeka sampai saat ini,” terang Janus Munandar saat membuka kegiatan yang berlangsung di Gedung Serbaguna Desa Langara Tanjung Batu.
Kades yang dikenal murah senyum ini katakan bahwa kegiatan ini berlangsung tiga hari, 22- 24 Agustus 2022.
“Tiga hari lomba ini pelaksanaannya, semoga hikmah kemerdekaan bangsa ini menjadikan kita sebagai generasi yang bisa bermanfaat orang banyak dan khususnya kami sebagai Pemdes Langara Tanjung Batu bisa membawa desa ini menjadi maju dan mandiri,” pungkasnya.
KONKEP, SULTRAGO.ID – Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan, sedang hingga berat.
Orang yang tertular Covid-19 akan pulih tanpa penanganan khusus. Tetapi sebagian orang akan mengalami sakit parah dan memerlukan bantuan medis. Bahkan tak sedikit orang meninggal dunia akibat virus ini.
Hingga saat ini, Covid-19 belum berakhir, Pemerintah Pusat belum menetapkan bahwa virus tersebut sudah berakhir. Olehnya itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Bobolio, Kecamatan Wawonii Selatan, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) terus melakukan langkah antisipasi serangan virus Covid-19.
“Ingat. Covid-19 belum berakhir, maka kami Pemdes Bobolio terus memperhatikan kesehatan dan keselamatan warga dngan selalu mengaktifkan dan membenahi Posko pengaduan terkait Virus Corona yang masih mngancam keselamatan warga,” kata Kades Bobolio, Muhammad Musa A Susanto disela kegiatannya. Sabtu, 15 Oktober 2022
Kades Bobolio, Musa menjelaskan bahwa dengan dilakukan pembenahan Posko Covid-19, maka pihaknya berharap agar Posko tetap diaktifkan oleh tim relawan Covid-19 desa.
“Alhamdulillah Pemdes dan relawan Covid-19 tuntas menyeselesaikan pembenhan Posko Covid-19 mengingat virus ini masih ada, dan sewaktu-waktu bisa saja menyerang,” tambahnya.
“Tidak ada alasan tidak melakukan pembenahan posko, sebab pemerintah pusat telah memberi kita anggaran melalui Dana Desa (DD) untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu prioritas penggunaan DD pada tahun ini adalah pencegahan dan pemulihan Covid-19, termasuk pembenahan posko ini juga,” jelas dia.
KONKEP, SULTRAGO.ID – Warga Desa Puuwatu, Kecamatan Wawonii Selatan, Konawe Kepulauan (Konkep) mengusulkan kepada Pemerintah Desa (Pemdes) agar pembangunan talud penahan ombak yang sementara dikerjakan sepanjang 70 Meter itu tetap dilanjutkan pada tahun depan.
Usulan warga Desa Puuwatu untuk dilanjutkan pembangunan talud bukan tanpa alasan. Sebab dengan pembangunan talud tersebut maka tidak akan lagi terjadi abrasi pantai, tentunya rumah-rumah warga yang bermukin dipinggir pantai bisa lebih aman.
Hal itu dikatakan Kepala Desa Puuwatu, Misna kepada media saat ditemui di kantor Apdesi Konkep usai melaksanakan musyawarah desa (Musdes) belum lama ini.
Ia menjelaskan bahwa usulan warga itu keluar dalam rapat Musdes di Kantor Desa Puuwatu.
“Kami sudah lakukan Musdes untuk program desa di tahun depan. Dari beberapa aitem yang dihasilkan dalam Musdes yang paling utama usulan masyarakat adalah lanjutan pembangunan tanggul pantai dan penimbunannya. Itu sangat prioritas pada tahun anggaran 2023 mendatang,” Jelas Misna. Rabu, 19 Oktober 2022.
Hasil Musdes itu dengan usulan masyarakat, lebih jauh Kades Misna menjelaskan selanjutnya akan dimasukkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa atau yang selanjutnya disebut RKPDes.
“RKPDes merupakan penyusunan program perencanaan kegiatan Pemerintahan Desa untuk tahun berikutnya. Sehingga memang penting dilakukan Musdes sebelum akhir tahun ini,” katanya.
KONKEP, SULTRAGO ID – Pemerintah Desa Puuwatu, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepukauan (Konkep) membagikan berbagai jenis bantuan kepada warganya. Mulai dari obat herbisida sebagai pengendali gulma pada tanaman, bantuan paket obat-obatan dan vitamin yang bertujuan meningkatkan daya tahan tubuh warga masyarakat, serta bantuan masker dan handsanitizer.
Kepala Desa Puuwatu Misna, mengatakan pada dasarnya penggunaan Dana Desa (DD) untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Termasuk langkah yang dilakukan pemdes setempat. Pihaknya melakukan pembagian sejumlah aitem bantuan sesuai kebutuhan masyarakatnya yang diusulkan pada saat musyawarah desa (Musdes).
“Sesuai usulan mereka (warga) obat herbisida sebagai pengendali gulma. Maka kita salurkan pada tahap satu tahun ini sebanyak 120 KK masing-masing mendapat 10 liter obat herbisida,” kata Kades Puuwatu Misna pada Senin, 10 Oktober 2022 lalu.
Kepala Desa Puuwatu, Misna dalam kegiatan pembagian masker, obat-obatan dan vitamin kepada warganya beberapa waktu lalu. (Sultrago.id)
Sedangkan pembagian bantuan paket obat-obatan, vitamin dan masker, lanjut Misna menjelaskan pihaknya lakukan beberapa waktu lalu sebagai program kegiatan tahap dua.
“Itu masuk kegiatan tahap dua pada pencairan DD tahun ini. Tujuannya kami bagikan obat-obatan itu agar daya tahan tubuh mastarakat kami tetap aman,” jelasnya.
Pekerjaan Talud penahan ombak di Desa Puuwatu, Kecamatan Wawonii Selatan menggunakan Dana Desa (DD) tahun 2022.(Sultrago.id)
Selain itu, pihaknya juga memprogramkan kegiatan fisik yaitu pembangunan talud penahan ombak yang dikerjakan pada dua tahap pengganggaran mulai tahap dua dan tahap tiga.
“Talud ini sangat penting untuk kenyamanan warga. Karena rumah-rumah warga kami mayoritas berada dipinggir pantai. Itu sebabnya saya prioritaskan bangun talud penahan ombak di tahun ini dengan volume 70 meter,” jelas Misna.
KONKEP, SULTRAGO.ID – Kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan Fery Langara Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) berujung pada laporan polisi.
Pasalnya, salah seorang buruh berinisial JM mengancam salah seorang warga bernama DR yang hendak menurunkan sendiri barang kirimannya berupa lemari dari atas kapal.
Tak terima diancam, DR melaporkan kejadian itu ke Polsek Wawonii dengan nomor aduan LA/16/X/2022/SPKT SEK.WAWONII/RESTA KENDARI/SULTRA.
Kejadian itu bermula saat korban hendak menjemput kiriman lemari dari Kota Kendari di kapal Fery Langara, Senin (17/10) sekira pukul 12.10 Wita, saat akan menaikan lemari ke mobil pic up miliknya, tiba-tiba JM salah seorang buruh yang dibantu rekannya menghalangi dengan teriakan bernada ancaman.
“Nda boleh angkat barang. Di sini ada buruh, bayar ko Rp150 ribu, kalau tidak mau pake buruh nda usah angkat, dibawa saja pulang ini barang kembali,” bentak JM, seperti yang ditirukan pelapor.
Lalu, DR menyampaikan bahwa ada rekannya yang akan mengangkat sendiri ke mobil pickup miliknya. Dan enggan menggunakan jasa buruh karena biayanya ditentukan sendiri oleh buruh tanpa ada kesepakatan antara pemilik barang dengan buruh.
“Saya tidak mau pake buruh karena saya bawa anggota,” jawabnya.
Tetiba, terlapor tersulut emosi. Mendorong korban dengan mengucapkan kata-kata tak senonoh yang itu tidak diterima pelapor.
“Saya sikat kau. Jangan kau macam-macam, kau jual saya beli,” tutur DR menirukan ancaman JM. Tak terima perlakuan itu, korban lalu melaporkan JM Ke Polsek Wawonii.
Saat dikonfirmasi Kapolsek Wawonii melalui Aipda Asri L yang menerima laporan membenarkan perihal aduan DR Ke Polsek Wawonii, hanya saja katanya pihaknya masih menunggu Kanit Reskrim Polsek Wawonii yang tengah bertugas di luar daerah.
“Saya yang terima laporannya kemarin. Tapi masih menunggu Pak Amran datang karena masih ada kegiatannya di Polresta Kendari. Nanti setelah datang baru dilakukan pemanggilan ke dua belah pihak yang bertikai,” singkatnya.
KONKEP, SULTRAGO.ID – Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) menargetkan pembangunan jembatan Waturai di Kecamatan Wawonii Tenggara dan jembatan Lebo di Kecamatan Wawonii Timur tuntas akhir tahun 2022 ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Konkep, Harsin Abdul Rahum mengungkapkan, saat ini progres pembangunan jembatan Lebo sudah mencapai 60 persen.
Sedangkan pembangunan jembatan Waturai sedikit mengalami keterlambatan akibat beberapa kendala seperti kondisi cuaca, kondisi jalan untuk mobilisasi alat, faktor lahan, dan pemesanan tiang pancang dari Surabaya yang juga membutuhkan waktu.
Namun demikian, pihaknya telah menginstruksikan ke Bidang Bina Marga untuk menggenjot keterlambatan pembangunan Jembatan Waturai agar penyelesaiannya tidak menyeberang tahun.
“Pembangunan dua jembatan tersebut ditargetkan tuntas akhir tahun sebelum selesai masa kontrak kerja, supaya bisa segera difungsikan oleh masyarakat,” kata Harsin, Senin (17/10).
Ia menambahkan, sesuai informasi yang diterimanya, Konkep mendapatkan jatah dari APBN 2023 melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) untuk pembangunan Jembatan Wungkolo di Kecamatan Wawonii Selatan dan Jembatan Lamoluo Kecamatan Wawonii Barat.
“Tim dari BPJN sudah turun melakukan pengukuran di Jembatan Wungkolo dan Jembatan Lamoluo, Insya Allah tahun depan dikerjakan melalui APBN,” ungkapnya.
Pemda Konkep melalui Dinas PUTR juga menargetkan agar pembangunan infrastruktur seperti pengaspalan jalan dan pembangunan jembatan di masa kepemimpinan Bupati Amrullah dan Wabup Andi Muhammad Lutfi bisa tercapai sesuai RPJMD.
“Tentu itu harapan kita semua, karena ini merupakan urat nadi perekonomian daerah. Karena kalau jalan lingkar sudah teraspal semua, jembatan penghubung juga sudah bagus semua, sehingga akses akan termudahkan, ekonomi masyarakat bisa bergerak, baik sektor perdagangan, pariwisata, pertanian, dan sebagainya sehingga Wawonii Bangkit ini bisa terwujud,” pungkasnya.