Penulis: Sofyan

  • ISEI Kendari dan BI Gelar Forum Economic Outlook 2023 Sikapi Transisi Kebijakan Ekonomi

    ISEI Kendari dan BI Gelar Forum Economic Outlook 2023 Sikapi Transisi Kebijakan Ekonomi

    KENDARI, SULTRAGO.ID – Ikatan Sarjana Ekonomi Indinesia (ISEI) cabang Kendari bersama Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan seminar Ekonomic Outlook 2023, di Aula KPw BI Sultra, Selasa (13/12).

    Ekonomic Outlook 2023 mengusung tema ‘Transisi Kebijakan Ekonomi Menghadapi Resesi Global’. Hadir sebagai narasumber Deputi Gubernur BI Dody B Waluyo, Komisaris Utama PTPN IX Syarkawi Rauf, dan Deputi KPw BI Sultra Adik Afrinaldi.

    Ketua ISEI Kendari, Syamsir Nur megatakan, melalui Economic Outlook ini, ISEI cabang Kendari berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan gambaran atas kondisi ekonomi yang akan dihadapi, baik di Indonesia maupun di Sultra di tahun 2023.

    “Serta melihat bagaimana kesiapan pemerintah Indonesia untuk mencegah perekonomian Indonesia masuk ke jurang resesi, dan insight-insight apa saja yang perlu pelaku ekonomi ketahui masyarakat dan dunia usaha untuk menyambut 2023,” ujar Syamsir.

    Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo ini menilai, pertumbuhan ekonomi dalam negeri termasuk di Sultra berkembang positif. Namun demikian, tetap harus mewaspadai dampak pandemi dan sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi perekonomian daerah, seperti belum membaiknya kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang berimbas terhadap peningkatan inflasi di sejumlah negara termasuk di daerah.

    “Kami menilai 2023 penuh tantangan bagi pelaku usaha, namun perlu menyikapi isu tersebut secara bijak dengan tidak melihatnya sebagai suatu persoalan yang membahayakan, namun dapat menjadi sebuah peluang,” jelas Syamsir.

    Sementara itu, Deputi Gunernur BI, Dody B Waluyo menilai, Sultra tidak hanya memiliki kekayaan sumber daya mineral, tetapi juga memiliki sumber kekayaan dari keindahan bahwah laut yang bisa dikelolah menjadi kegiatan usaha yang berkesinambungan.

    “Untuk itu, ISEI cabang Kendari bersama BI Sultra harus dapat terus berkolaborasi dalam memberikan kontribusi terhadap tumbuh kembangnya perekonomian daerah,” pesan Wakil Ketua II Pengurus Pusat ISEI ini.

  • Pemda Mubar Anggarkan BLT 15 Miliar di Tahun 2023

    Pemda Mubar Anggarkan BLT 15 Miliar di Tahun 2023

    MUNA BARAT, SULTRAGO.ID – Pemerintah Daerah Kabupaten Muna Barat alokasikan anggaran untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2023 sebesar Rp 15 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

    Hal itu disebutkan Pj Bupati Mubar, Bahri saat mengunjungi pasar murah di lapangan sepak bola Desa Lapolea, Kecamatan Barangka, Kamis (8/12).

    “Bantuan berlaku untuk seluruh masyarakat dari 81 Desa dan 5 Kelurahan se Muna Barat yang betul-betul layak untuk mendapatkannya. Bantuan yang akan diprogramkan ini akan berjalan selama 12 bulan,” ungkapnya.

    Direktur Perencanaan Keuangan Daerah Kemendagri ini menjelaskan, program BLT ini dimaksudkan untuk meringankan beban masyarakat Mubar akibat dampak inflasi dari kenaikan harga BBM.

    “Yang tergolong wajib penerima Bantuan Langsung Tunai BBM diperuntukkan bagi keluarga tidak mampu nelayan atau petani yang belum terdaftar sebagai penerima BLT BBM dari Kementerian Sosial,” pungkasnya.

  • Pemda Mubar Akan Bangun 3 Fasilitas Olahraga di Tahun 2023

    Pemda Mubar Akan Bangun 3 Fasilitas Olahraga di Tahun 2023

    MUNA BARAT, SULTRAGO.ID – Pemerintah Daerah Kabupaten Muna Barat akan membangun tiga fasilitas olahraga di tahun 2023 mendatang. Fasilitas tersebut yaitu kolam renang, lapangan futsal, dan kapangan basket.

    Pj Bupati Mubar, Bahri mengatakan, pembangunan fasilitas dilakukan sebagai pembenahan serta meningkatkan kualitas daerah di bidang olahraga tersebut.

    Ia menilai, kurangnya fasilitas beberapa cabang olahraga di daerah menyebabkan daerah belum maksimal dalam mengikuti event besar olahraga seperti Porprov beberapa waktu lalu.

    “Banyaknya cabang olahraga yang tidak dikuti daerah itu dikarenakan kurangnya fasilitas penunjang. Oleh karena itu, daerah akan mendukung semua keperluan dan fasilitas olahraga untuk meningkatkan fasilitas daerah itu kedepannya,” jelas Bahri, Rabu (7/12).

    “Kedepan saya juga akan bantu dukung pembentukan Cabor-cabor yang belum ada dan kita persiapkan itu, agar di event Porprov mendatang kita bisa mengisi semua nomor perlombaan,” sambungnya.

    Pemda juga akan menambah fasilitas untuk cabang olahraga yang sudah ada yang akan disalurkan melalui bantuan dana hibah. Untuk itu, Bahri meminta kepada masing-masing pengurus cabang olahraga untuk mengusulkan dana hibah yang dibutuhkan.

    “Silahkan cabor mengusulkan dana hibah. Usulannya itu meliputi program pembinaannya agar simtem itu terus berkelanjutan,” imbaunya.

  • Kontingen Mubar Siap Menuju Porseni PGRI Sultra 2022 di Konut

    Kontingen Mubar Siap Menuju Porseni PGRI Sultra 2022 di Konut

    MUNA BARAT, SULTRAGO.ID – Kamis (8/12), Pj Bupati Muna Barat (Mubar) Bahri resmi melepas kontingen Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Mubar yang akan bertanding pada Pekan Olaharaga dan Seni PGRI Sulawesi Tenggara 2022 yang akan digelar di Kabupaten Konawe Utara pasa 10-17 Desember mendatang.

    Bahri menilai, Porseni ini merupakan ajang memperkuat silaturahmi antara anggota PGRI se Sulawesi Tenggara. Untuk itu, Direktur Perencanaan Anggaran dan Keuangan Daerah Kendagri ini berpesan, para peserta dapat memanfaatkan sebagai ajang saling tukar pengalaman dalam upaya mengakselerasi pembangunan sektor pendidikan.

    “Yang diberikan kepercayaan selaku duta-duta PGRI Mubar kiranya mampu menunjukan prestasi terbaik dalam event ini, dan mampu tunjukan permainan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang diikutinya,” pesan Bahri.

    Ketua PGRI Mbar, Al Rahman nenyebutkan, kegiatan yang akan diikuti terdiri dari 13 cabang pertandingan, diantaranya sepak bola, sepak takraw, senam, bola voli, tenis meja beregu, bulutangkis beregu, catur, pencak silat seni, lagu solo, melukis, tari tunggal kreasi daerah nusantara, baca Alquran, dan paduan suara.

    “Untuk di Cabor dengan target 3 medali emas, sedangkan di seni target 2 medali emas,” sebutnya.

  • 2 Karyawan PT GKP Persembahkan Medali untuk Konkep di Ajang Porprov

    2 Karyawan PT GKP Persembahkan Medali untuk Konkep di Ajang Porprov

    KONKEP, SULTRAGO.ID – Dua orang karyawan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) berhasil mempersembahkan medali untuk Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Sulawesi Tenggara (Sultra).

    Mereka adalah Fadlan (22), meraih medali perak cabang olahraga gulat kelas 65 kilogram gaya bebas, dan Muhammad Gegas (25) meraih medali perunggu di kelas 86 kilogram gaya bebas.

    “Alhamdulillah, walaupun waktu persiapan kita sangat mepet, tetapi kami, bisa mempersembahkan medali untuk Konawe Kepulauan,” ujar Gegas, Minggu (4/12).

    Gegas yang bekerja di bagian fuel PT GKP mengaku hanya melakukan latihan satu kali. Sementara rekannya Fadlan yang bekerja di bagian general affair, dua kali berlatih sebelum bertanding. begitupun dengan rekan-rekannya sesama atlet untuk Cabor gulat, paling banyak hanya dua kali mengikuti latihan. Bahkan ada juga yang belum pernah berlatih.

    Meski demikian, lima atlet dari cabang olahraga gulat Konkep itu bisa mempersembahkan medali untuk daerah kelahiran mereka. Ada yang mendapatkkan medali emas, perak dan juga perunggu dalam kelas bertanding yang berbeda.

    “Kuncinya, semangat, pantang menyerah dan berdoa,” katanya.

    Hal yang sama juga disampaikan Fadlan. Menurut dia, jika persiapan yang dilakukan cukup, hasil yang didapatkan pasti lebih baik lagi. Namun dia bersyukur atas pencapain yang sudah diraih.

    Ua menilai, hasil yang diperoleh bersama rekan-rekannya semakin memacu dirinya untuk lebih giat berlatih, sehingga ke depan bisa memberikan yang lebih baik lagi untuk Konkep.

    Ketika disinggung soal dukungan perusahaan, Gegas dan Fadlan mengaku mendapatkan dukungan dari pimpinan perusahaan PT GKP juga rekan kerja lainnya. Perushaan memberikan izin kepada keduanya untuk berlaga dalam Porprov XIV Sulawesi Tenggara.

    “Terima kasih kepada perusahaan, pimpinan di site, yang sudah memberikan izin kepada kami untuk bisa ikut berlaga dalam ajang Porprov ini, ” Ungkap keduanya.

  • Tekad Sang Pendidik: Tambang Ilmu di Tanah Wawonii

    Tekad Sang Pendidik: Tambang Ilmu di Tanah Wawonii

    KONKEP, SULTRAGO.ID – Seorang guru itu adalah seorang yang menyentuh masa depan. Ungkapan ini dirasa cocok menjadi pengantar kisah seorang guru yang mengabdikan dirinya dan berkarya di sebuah pulau di tenggara Sulawesi, Pulau Wawonii.

    Rizka Wardani, seorang guru yang lahir dan besar di Desa Roko-Roko, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, telah mengabdikan dirinya di dunia pendidikan selama hampir 9 tahun.

    Berasal dari keluarga pendidik, yang ayahnya juga seorang guru SD sewaktu beliau kecil, Rizka mengawali karirnya di dunia pendidikan setelah selesai kuliah di tahun 2013. Pada tahun tersebut, Rizka mendaftar menjadi seorang guru di Kabupaten Buton Utara, tetapi keberuntungan masih belum berpihak. Hal tersebut tidak menyurutkan niatnya.

    Semangat Rizka untuk menjadi guru membuatnya mengambil kesempatan sebagai guru honorer di salah satu sekolah, SD 2 Roko-Roko, yang sekarang menjadi SD Negeri 6 Wawonii Tenggara.

    Bak gayung bersambut, setahun berikutnya pada tahun 2014, Rizka berhasil menembus PNS pertama di Konawe Kepulauan dan dinyatakan lulus untuk menjadi guru tetap. Menjadi seorang guru, Rizka menyatakan rasa syukurnya. Mengabdikan diri di dunia pendidikan adalah mimpinya yang berhasil terealisasikan.

    “Alhamdulillah, sejak menjadi guru, walaupun penghasilannya sederhana tapi tetap disyukuri. Berbicara masalah pendidikan atau dalam hal ini tentang masalah keguruan itu, saya sendiri sangat mensyukurinya. Terutama kita mampu memberikan manfaat bagi peserta didik, baik keluarga kita atau anak-anak dari orang lain”, kata Rizka, Sabtu (26/11/2022).

    Perjalanan menjadi seorang guru tidaklah mudah, terutama di daerah terpencil seperti Konawe Kepulauan. Penempatan pertama Rizka setelah menjadi PNS Guru berada di Desa Mosolo. Meskipun masih satu kecamatan dengan Desa Roko-Roko, yang mana adalah tempat beliau tinggal, akses jalan yang dibutuhkan pada waktu itu masih sangat minim.

    Rizka menambahkan bahwa jalur tersebut tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki, harus naik motor trail, dan diperlukan waktu sekitar 4 – 5 jam untuk menempuh perjalanan dari rumah hingga sekolah tempat beliau mengajar.

    Akan tetapi, saat ini akses jalan antardesa menjadi lebih mudah dan layak. Banyak penyesuaian infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah daerah dan di beberapa titik lokasi dibantu juga oleh perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Pulau Wawonii, PT Gema Kreasi Perdana untuk mempermudah mobilitas warga, termasuk melancarkan aktivitas ekonomi dan pendidikan disana.

    “Alhamdulillan sekarang dari Roko-roko ke Mosolo jalan sudah lumayan bagus, kita bisa tempuh selama 15-30 menitan”, tambah Rizka.

    Rizka menilai jika untuk mencapai kesuksesan terkadang butuh adanya intervensi faktor eksternal. Menurutnya, keberadaan Pemerintah Daerah Konawe Kepulauan dan perusahaan tambang di roko-roko sangat membantu masyarakat. Salah satunya juga turut mengakselerasi proses belajar-mengajar karena memberikan pandangan baru dalam kurikulum pendidikan yang sudah lama kurangberkembang disana.

    Saat ini, Rizka menjabat sebagai kepala sekolah SD Negeri 5 Wawonii Tenggara. Dalam rangka untuk mendorong inovasi pendidikan di sekolahnya, program kolaborasi pun dicetuskan dengan perusahaan tambang. Sebagai contoh, pada saat peringatan Hari Lingkungan Hidup dan juga Hari Anak Nasional, seluruh stakeholder pendidikan dilibatkan untuk memberikan kontribusi. Mereka merasa terbantu dengan adanya kerja sama tersebut.

    Rizka optimis, jika sebagai anggota perusahaan dari Harita Nickel, PT Gema Kreasi Perdana mampu dan berkompeten dalam memfasilitasi pelatihan, serta pengembangan untuk guru–guru di sekolah-sekolah Wawonii Tenggara khususnya yang dirasa masih kurang. Sehingga, fokus pengembangan sumber daya manusia di aspek pendidikan dapat menyeluruh.

    “Guru-guru di sini sangat membutuhkan pelatihan dan pengembangan mengajar, bisa dibuatkan workshop, atau misalnya di sini belum ada guru Bahasa inggris, dari perusahaan bisa meluangkan waktu untuk memberikan pelajaran tersebut dengan sukarela. Ajaklah guru-guru di lingkar tambang untuk studi banding agar mampu mengembangkan profesinya sebagai guru”, harap Rizka.

    Tentu saja ini menjadi masukan yang sangat besar bagi PT Gema Kreasi Perdana untuk mengembangkan pendidikan di lingkungan sekitar tambang. Rizka juga menambahkan, bahwa ia sangat berharap jika program kolaborasinya dengan perusahaan ini mampu membukakan kesempatan luas dan masa depan pada anak-anak asli daerah yang sekarang sudah berhasil menempuh pendidikan tinggi.

    Rizka berharap jika nantinya anak-anak ini bisa kembali dan berkontribusi di kampung halamannya. Harapannya perusahaan bisa mengakomodasi dan mengembangkan sumber daya manusia di desa lingkar tambang ini secara berkelanjutan.

  • Kades Lakalamba Apresiasi Warganya Berhasil Rebut Medali Emas di Porprov XIV Sultra

    Kades Lakalamba Apresiasi Warganya Berhasil Rebut Medali Emas di Porprov XIV Sultra

    MUNA BARAT, SULTRAGO.ID – Kepala Desa Lakalamba Aras Pou apresiasi Ade Karmila yang mampu menyumbangkan medali emas untuk Kabupaten Muna Barat (Mubar) di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Sulawesi Tenggara pada cabang olahraga dayung kelas kayak 200 meter putri.

    “Terimakasih atas keberhasilan Ade Karmila mampu merebut medali Emas di cabang olahraga dayung untuk kelas kayak jarak 200 meter,” ucapnya.

    Ia berharap, prestasi yang diperoleh bisa dipertahankan dan makin baik lagi, sehingga Ade Karmila bisa mewakili Indonesia di tingkat Internasional.

    Diinformasikan, Ade Karmila merupakan atlet kelahiran Desa Lakalamba Kabupaten Muna 8 Juli 1999. Ia adalah anak kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan La Ndilae dengan Wa Ode Hanilo.

    Ade Karmila juga sebelumnya mewakili Sultra di Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jaya Pura tahun 2021 dan mampu menyumbang 2 medali perunggu dan 3 medali perak di kelas beregu.

  • Hentikan Bullyng di Lingkungan Sekolah

    Hentikan Bullyng di Lingkungan Sekolah

    Oleh: Erni Dwi Handayani

    Sekolah merupakan tempat menuntut ilmu untuk masa depan, namun saat ini telah banyak ditemukan adanya kasus bullying di sekolah. Salah satunya perundungan yang terjadi pada siswa SMA Negeri 4 Kendari pada kegiatan diklat K2S. Kasus-kasus tersebut merupakan segelintir bullying yang terjadi di negeri ini. Tentu masih banyak kasus bullying di sekolah yang tidak terekspos media massa.

    Maraknya kasus bullying di sekolah harus jadi bahan renungan kita semua. Ternyata proses pendidikan belum mampu membuat karakter anak yang cinta damai. Penyelesaian masalah dengan cara kekerasan lebih ditonjolkan ketimbang upaya berdamai. Emosi remaja masih tergolong labil, sehingga kerap mengekspresikan diri dan tidak dapat mengontrol dirinya, sampai bertindak bully terhadap temannya sendiri. Misalnya, menghina atau mempermalukan teman sekolah melalui sosial media.

    Bullying yang dilakukan oleh siswa terjadi disekolah bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti trauma dengan lingkungan rumah, kurangnya pemahaman dan kurangnnya didikan. Saat ini lebih mudah untuk mengeksposnya dengan adanya media sosial sehingga mendapat perhatian dari banyak pihak.

    Bukan hanya menjadi tanggung jawab guru untuk memberi pemahaman terhadap kasus kekerasan tapi orang tua, dan lingkungan sekitarnya. Bullying bisa terjadi saat pelajaran maupun di luar kelas. Bentuknya, berupa kekerasan verbal, fisik, maupun psikis yang pelakunya bisa guru, siswa sendiri, juga karyawan sekolah. Adanya kekerasan yang dibiarkan sehingga menimbulkan akumulasi perilaku menyimpang pada diri anak. Bentuk pelampiasannya kerap menimpa korban yang lemah secara fisik.

    Bullying tidak hanya secara interaksi tatap muka, tetapi sudah menggunakan media sosial dengan istilah cyber bullying. Yakni, segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui internet. Cyber bullying terjadi di mana seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau telepon seluler.

    Kendari sebagai kota ramah anak yang memiliki forum anak seharusnya lebih memperhatikan kasus-kasus seperti ini karena dampak yang didapatkan oleh anak pasca di bullying akan mendapat trauma seumur hidup hingga tak jarang juga yang memilih untuk berhenti sekolah. Pelaku yang selalu mendapat perlindungan karena dibawah umur menjadi alasan tidak adanya efek jera dari para pelaku. Sekolah yang sudah terkenal memiliki kualitas yang baik sangat disayangkan masih saja terjadi hal yang tidak diinginkan seperti ini.

    Guru dan siswa harus belajar bagaimana menyikapi perilaku kekerasan untuk mengantisipasinya. Keterampilan menghadapi kasus kekerasan pendidikan dibutuhkan. Sebab guru sering kali tahu ada perilaku kekerasan, tetapi tidak tahu harus berbuat apa.

    Sekolah harus punya prosedur untuk melaporkan perilaku kekerasan. Sekolah perlu membuat kebijakan tentang bagaimana sistem untuk menerima laporan akan tindakan kekerasan dan sistem untuk melindungi para pelapor.

    Studi menunjukkan ketika perilaku kekerasan itu diawasi, dan staf secara konsisten menindaklanjuti setiap laporan tentang kekerasan, perilaku itu akan berkurang. Para saksi perilaku kekerasan akan merasa nyaman melaporkan bila ada prosedur yang jelas dan mereka memiliki rasa percaya kepada para pendidik di sekolah.

    Sayangnya, di sekolah kita masih ada banyak siswa tidak mau melaporkan perilaku kekerasan karena merasa tidak nyaman, tidak aman, sebab pendidik kurang memiliki kredibilitas yang mampu melindungi pelapor.

    Dengan memanfaatkan trending pada media sosial tentunya hal seperti ini bisa mudah dipublish dan mendapat perhatian dari publik sehingga diharapkan jika terjadi kasus yang serupa akan segera terselesaikan dan pelaku mendapat efek jera untuk tidak mengulang kembali.

    Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Administrasi Pembangunan Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo

  • Ade Karmila, Atlet Dayung Putri Mubar Raih Medali Emas di Porprov XIV Sultra

    Ade Karmila, Atlet Dayung Putri Mubar Raih Medali Emas di Porprov XIV Sultra

    BUTON, SULTRAGO. ID – Atlet asal Kabupaten Muna Barat (Mubar), Ade Karmila berhasil raih medali emas pada cabang olahraga dayung kelas kayak jarak 200 meter putri di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Sulawesi Tenggara yang digelar di Buton, Sabtu (26/11).

    Raihan medali emas Ade Karmila menambah koleksi medali Mubar pada Cabor dayung, setelah sebelumnya pasangan Winda-Nur Aisyari memperoleh medali perunggu dayung ganda putri kelas 500 meter.

    Pelatih dayung Mubar, Sofyan mengaku bangga dengan capaian atletnya. Dengan raihan dua medali tersebut, Mubar berpotensi menjadi juara umum di Cabor dayung.

    Ia berpesan agar para atelt jangan mudah puas diri dengan capaian medali ini, namun harus terus berlatih agar dapat mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara di tingkat Nasional.

    “Semua atlet dayung dari kelas lain agar terus berlatih dan bisa mempersembahkan medali emas buat masyarakat Muna Barat,” harapnya.

    Sementara itu, Ade Karmila mangatakan, raihan medali emas ini juga berkat doa dan dukungan masyarakat Mubar. Ia juga mengaku puas dengan capaian ini karena perjuangannya berlatih sekama tiga bukan penuh terbayarkan dengan kemenangan.

    “Kepada teman-teman dayung yang belum bertanding agar terus semangat tekat untuk membuktikan kalau pendayung Muna Barat bisa diperhitungkan,” pesannya.

  • Kalah Dari Pesilat Kendari, Manager Pencak Silat Mubar Nilai Keputusan Wasit Tidak Adil

    Kalah Dari Pesilat Kendari, Manager Pencak Silat Mubar Nilai Keputusan Wasit Tidak Adil

    BUTON, SULTRAGO.ID – Manager pencak silat Kabupaten Muna Barat (Mubar) di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Sirodi menilai keputusan wasit yang memenangkan pesilat asal Kendari tidak adil.

    Ia mengungkapkan, selama jalannya pertandingan, pesilat asal Mubar di Kelas C, Ining Sutarni mengusai laga dengan hitungan 3 kali bantingan juga tendangan bertubi-tubi. Sementara pesilat asal Kota Kendari, Nur Rezki Muliarni hanya satu kali bantingan.

    “Malah keputusan wasit juri pertandingan yang dimengkan Kota Kendari,” ungkapnya, Jumat (25/11).

    Atas keputusan tersebut, pihaknya menyatakan keberatan karena merasa dirugikan.

    “Semogah wasit juri dapat berbuat adil dalam menentukan keputusan tanpa ada keberpihakan siapapun,” kata Sirodi.

    Senada, Pesilat Mubar, Ining Sutarni tidak terima dengan keputusan wasit juri karena merasa dirugikan. Menurutnya, wasit juri harus profesional dalam memimpin pertandingan, sebab pertandingan ini dinilai sebagai ajang untuk mencari atlet unggul yang akan mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara di tingkat Nasional.

    “Ini tidak profesionalnya wasit juri, dan sebagai atlet kami tidak terima itu,” pungkasnya.