BAUBAU, SULTRAGO.ID – Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Literasi Digital 2022 di Kota Baubau, Sabtu (23/7). Setelah sebelumnya digelar di Kota Kendari pada 16 Juli lalu.
Digandeng sebagai mitra oleh Kementerian Kominfo dan Gerakan Literasi Digital Nasional (GNLD) Siberkreasi, PKC PMII Sulawesi Tenggara mengangkat tema
Kegiatan bertajuk “Pemuda Cakap Digital Menuju Generasi Emas Indonesia” dilaksanakan bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN) Siberkreasi.
Kegiatan ini menghadirkan empat orang narasumber, diantaranya Sekretaris Dinas Kominfo Baubau, Kasat Reskrim Polres Baubau, Akademisi, serta seorang Pengusaha Muda.
Dalam Pemaparannya, Kasatreskrim Polres Baubau AKP Najamudin mengungkapkan, banyak modus operandi penipuan di tengah masyarakat. Salah satunya adalah membagikan link yang berisi phissing dengan tujuan mengambil data pribadi bahkan informasi kartu kredit yang dapat merugikan masyarakat khususnya pemuda.
“Dikarenakan belum melek ataupun kurangnya informasi terkait penipuan digital, maka hal tersebut kerapkali terjadi. Bahkan tidak jarang beberapa laporan masuk di Polres Baubau, sehingga dengan adanya literasi digital ini menjadi trigger bagi kita untuk mengetahui seluk beluk penipuan agar terhindar dari itu semua,” ungkap Kasat Reskrim.
Sementara itu, akademisi Wa Nurfida berpesan agar masyarakat berhati-hati dalam menggunakan media digital dalam hal ini sosial media. Sebab menurutnya, di era yang sekarang ini, penggunaannya bisa sangat sensitif terhadap isu hoax maupun ketersinggungan orang.
“Sebelum membagikan informasi, harusnya kita perlu mencerna informasi yang kita bagikan, melakukan cross and check, bisa jadi informasi yang kita bagikan adalah informasi hoax yang dapat membuat kita berurusan dengan jalur hukum atas tindak pidana pelanggaran UU ITE,” ujarnya.
Senada, Sekretaris Dinas Kominfo Baubau Samsuddin mengatakan, berbagai peristiwa yang terjadi belakangan ini, khususnya di era pandemi, harusnya dapat direfleksikan sebagai tolak ukur pemahaman terhadap dunia digital.
“Melek terhadap digital adalah sesuatu yang urgen di era yang terus berkembang saat sekarang ini,” kata Samsuddin.
Tinggalkan Balasan