KENDARI, SULTRAGO.ID – Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyoroti pernyataan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bungkutoko Kendari, Letkol Marinir Agus Winarto yang dilontarkan kepada buruh yang dinilai arogan.
Ketua GPM Sultra Rajab mengungkapkan, kejadian tersebut ditengarai saat kepala KSOP Kendari memerintahkan kedua kapal asing untuk sandar di Pelabuhan New Port Kendari, Kamis (20/1).
Operasional bongkar muat kedua kapal asing itu dilakukan sendiri oleh PBM Pelindo tanpa melibatkan buruh atau TKBM dari koperasi pelabuhan terdekat. Bahkan para buruh yang protes pun disuruh melapor kepada ‘Tuhan’.
“Tidak menunjukan karakter kesatria, dan ucapannya tidak pantas keluar dari lisan seorang pejabat seperti dia,” kata Rajab, Ketua DPD GPM Sultra, Sabtu (22/1).
Rajab juga mempertanyakan keputusan Kepala KSOP Kendari yang seenaknya memerintahkan kedua kapal asing tersebut untuk sandar di Pelabuhan New Port Kendari, dan operasional bongkar muatnya dilakukan sendiri oleh PBM Pelindo tanpa melibatkan buruh atau TKBM dari koperasi pelabuhan terdekat.
“Khawatirnya ini berkaitan dengan bongkar muat pasir silica yang ditambang di Nambo,” ucapnya.
Menurutnya, kapal-kapal asing yang masuk ke perairan Kendari harusnya dilarang bersandar di pelabuhan setempat. Hal ini diberlakukan guna mencegah masuknya covid-19 varian omicron di kota ini.
Untuk itu, Rajab yang juga menjadi Wasekjend DPP GPM Periode 2022-2026 mengaku akan melaporkan Kepala KSOP Kendari ke Kementerian Perhubungan dan instansi terkait lainnya.
“Buruh bagian dari kaum Marhaen dan ini menjadi tanggung jawab kami pula. Saya sudah koordinasi dengan pengurus DPP untuk kawal masalah ini hingga tuntas,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan